Keluh Tak Sampai

Wednesday, January 2, 2013

Keluh Tak Sampai


Sekarang aku ada diperedaran ibuku, ruang yang selalu menjadi sunyi disaat malam dan begitu ramai saat siang. kini aku ingin berbagi, berbagi tentnag apa yang aku pikir telahku kikis dan nyatanya jauh dari itu, tak pernah sedikitpun terkikis. 

 Entah sayup sayup angin apa yang melintasi pikiranku hari itu. Hari itu memang aku merasa keluar dari kotak kenyamananku. Rasanya semua salah.. Hingga terpejampun aku tak bisa.


 Aku terlelap dan memasuki dimensi absurd paradiso.

Disitu masih teringat jelas dia, dia yang sudah mulai menghilang dari hirup pikuk pikiranku kembali muncul. Dikenakakannya polo-shirt berwarna biru, celana 3/4 dan topi putih. Entah bagaimana tapi dia hanya seorang diri. Tak didampingi...wanita itu. Sontak disitu jantungku berdegup bak roller coaster. Tidak hanya senang rupanya, rindu, sedih, sakit dan luka di dadaku yang kembali menganga. Kenapa harus datang lagi? Disaat aku sudah mulai merelakan. Mengapa?

Dimimpi itu, kami bertubrukan, dia menyapaku..
"Parah kayak gak kenal aja"
"Hm? Enggak kok." Lalu aku melesat pergi menghindarinya. Menuju pintu keluar dengan tatapan sesekali mencuri-curi padanya. Dia tetap dia yang dulu, tetap setampan itu.. Yang membedakan hanyalah siapa yang sekarang ada disisinya dan untuk siapa hatinya.

Apa karena aku pernah membakar kanvasnya dengan amarahku, lalu ku dapati semua abunya mengitariku hingga hari dimana aku menulis entry ini? Abu yang pernah menjadi saksi semua kenangan yang diukir oleh aku dan dia, abu yang membuatku tak pernah bisa berhenti merasakan diriku dan bayang semunya.

Ketika aku kembali pada kesadaranku.. Yang kudapati hatiku perih, mataku nanar. Aku menangis.. Menangisinya yang dulu telah kuhempas begitu kasar, menyesali semua.. Mengapa tak pernah terhenti? Belumkah aku menutup bukumu? atau belumkah hatiku menghentikan desir asa untuk menggapaimu kembali?

Mimpi itu pula yang buat aku berharap bertemu dengannya hari ini.. Aku jelajahi semua sudut, mencari wajah lelaki dengan mata sipit dan pipi begitu tirus berperawakan tinggi ceking dan rambut dengan style yang selalu sama..Masihkah sama? sudah 15 bulan silam.

Nihil.. Ya nihil aku tak dapatinya di ruangku. Ruang yang mencarinya ini. Tapi aku bersyukur akan itu, setidaknya aku takan menjadi saksi bahwa bukan aku lagi yang menjadi alasan dibalik senyumannya, takan melihat hanya wanita itu yang menjadi prioritas dan seseorang yang akan dia jaga seutuhnya..

Memang aku pengecut, aku akui predikat itu. Ya memang harus bagaimana? biarkan saja aku begini, menggantung pada waktu yang tak henti brgulat dengan deret angka yang sama. biarkan aku tenggelam dalam angan yang tak pernah lelah mengarungi lorong tentangnya.

Tak henti sampai disitu, saat kekosongan menyentuhku, aku kembali tersandung oleh batunya, semua catatan-catatan kecil di tahun 2010 tentangnya. aku hanya terlalu sakratis atau semua memang begitu adanya? Bahwa aku ini tak pernah berusaha enyahkan, relakan, hentikan semua pusarannya dalam benakku? Aku lelah.. bolehkah? tolong hentikan semua. bisakah dia tutup sendiri bukunya?

Bahkan setelah dia memiliki yang lain, dia masih saja memiliki sebagian dariku? betapa memilukan bahwa aku, aku masih rela dijajah olehnya.



0 comments :

Post a Comment

now, you know my secrets