April 2014

Saturday, April 12, 2014

Punggung itu Angan Terindahku


Aku tahu sekarang rasanya menjadi punduk yang merindukan bulan. Aku paham bagaimana nyamannya memandangi punggung itu hanya punggungnya. Punggung yang terasa nyaman untuk hipotalamus yang lelah bersua dengan fisika. Tahukah kau angin? Itu salah satu yang digemarinya. Tahukah kau angin.. Walau aku tak bisa meraba wujudmu aku yakin kamu ada untuk ceritaku kali ini. Entah apa yang aku arungi tapi rasa itu mulai menyentuh  kanvasku.. Kanvas yang mulai mengusang sejak penghentian rasa untuk dia yang terdahulu.

Jejaknya hanya semu.. Hingga waktu mempertontonkan kupu-kupu beterbangan di perutku saat senyum itu tersimpul, senyum pertama yang kulihat saat punggung itu menoleh. Saat hari-hari penuh kesendirian ini diisinya dengan tinta yang belum ada sebelumnya. Tinta baru yang membuatku nyaman..seperti kau angin,yang selalu berhembus saat aku mengerang kegerahan

Izinkan aku mengelak agar ada sisi lainku yang mampu membuatku bangkit, bangkit dan mengantarkanku kembali untuk menginjak tanah ini bahwa aku dan dia sulit untuk menjadi kita.. Atau tidak mungkin? Jangan bersedih angin terlebih membawakanku temanmu hujan untuk menemani air mataku. Aku akan tegar tapi tidak sekarang.. Belum

Lagi-lagi kupu-kupu itu menampakan dirinya. Mengapa banyak kupu-kupu beterbangan di perutku? Saat punggung itu kembali menoleh padaku? Walau barang satu kali? Mengapa rasanya itu cukup untuk mengisi energiku yang sudah habis kubuang percuma menatapi punggung dengan jaket hijau yang melekat padanya.

Punggung yang tak lelah aku tatapi semenjak rok biru tuaku dulu. Punggung yang menjadi saksi hidupku mengarungi semua mimpi yang tak pernah kusangka akan tergapai. Semua tapak lembaran baru dan semua hal yang kurasa takan mungkin terbalas.. Rasaku

Jangan marah angin.. Aku tahu pribahasa tupai takan jatuh ke lubang yang sama, tapi itu tidak untukku dan denyut ini.. Denyut yang akan terpacu 3 kali lebih kencang saat dia menyapa namaku apa denyut ini membuat wahana roller coaster aku tak paham..Denyut yang sempat mereda ketika duniaku adalah dia yang terdahulu. Denyut yang ku kira takan kembali dan kurasakan lagi perih. Denyut ini membuatku ngilu angin.. Karena setiap denyutannya adalah tamparan untukku bahwa aku dan semua hal yang aku miliki takan menjadi cukup untuk membuat punggung itu menoleh padaku dan hanya aku. Dia  hanya mengizinkan aku memandangi pundungnya karena inderanya dihiasi dengan bidadari yang takan pernah terpikirkan sedikitpun untu dibandingkan dengan pengagum yang tak pernah dirasakannya ada ini barang satu detik.

Andai aku bersua dengan ibu peri dan diizinkan meminta satu permintaan.. Aku ingin sekali memintanya untuk membuat punggung itu menoleh padaku dan menyadarkannya tentang eksistensiku di tapak hidupnya juga memandangku seperti caraku memandangnya yang kurasa.. Sudah lama berubah.

Tetapi angin ada satu hal yang aku syukuri.. Meski semua hanya satu, aku bersyukur masih bisa memandangi punggung itu. Aku tak tahu apa yang akan terjadi saat punggung itu berniat pergi atau ada tangan lain yang merangkul punggung itu.. Untuk membayangkannya saja aku takut sampai2 lupa cara bernafas.. Haha naif sekali bila kemudia terujar aku mampu tanpa dia.

Tapi kali ini izinkan aku bernafas dengan wajar. Ajari denyut2 ini bertingkah dengan benar tanpa perlu menjadi roller coaster karena sungguh itu pilu itu sakit itu membuatku sesak. Bisakah?

Jika ini rasa sayang, izinkan aku menyayanginya dengan ikhlas. Tak peduli apa yang akan kudapati kelak Tuhan. Aku hanya ingin sekali saja dia menoleh padaku dan mendapati keberadaan  aku yang selalu menunggu dia di balik punggungnya dan berkata "jangan pergi tetaplah disini tetaplah seperti itu..  satu hal lagi izinkan aku menjadi saksi tapak hidupmu dan menjadikanmu saksiku pula untukku bisakah?"Walau itu berujung perih.. Aku siap.

Sesederhana itu..

P.S : this entry is a special gift for my bunny who said to me that she was so sad last night and I remembered how if she was crying like a little kid.  Then I was trying to make this entry while i was listening her last night until both of us felt asleep. Dont be sad sweetheart, trust me you're like a gorilla when you're crying so stop that thing and bright my day as usual.
I love you my little gurl so much .