2013

Friday, December 13, 2013

Anomalia Bumi akan Polaris


Bulan.. apa kabar? masih ingat dengan aku? yap aku Bumi yang membucahkan semua saraf kehidupanmu. Ingatkah engkau saat aku menjadi asteroid dan aku tak bisa berbuat apa-apa? Ingatkah engkau saat aku dengan atom-atomku melakukan penghabisan cahaya untuk mengingatkan Polaris untuk tidak kembali ke orbitku? Tentu kau masih ingat apa yang terjadi dengan orbitku. Dia menggila bak anomalia yang tak terkendali.
Tuhan baik bulan.. dia membuatku lepas dari jerat Polaris yang aku idam-idamkan itu tetapi terlalu baik karena dia bentengi ozonku dengan gas-gas yang entah mengapa membuat bumiku mati rasa dan begitu tenang.. bukan hanya itu Bulan.. dia sematkan Polaris yang kukira Esa adanya.
Bulan.. hari ini bumiku berhenti berotasi, semua reservoir alamikupun enggan tuk hangatkan suhuku.. mereka enggan berkoordinasi dengan jiwanya, pasti kamu kebingungan bulan. bukan begitu? Jiwa ini terlalu hitam legam tak bermentari.

Bumiku rupanya bahagia tanpa petunjuk arah Bulan.. tanpa ada Polaris yang harus dengan mati-matiannya bumi pertahankan. Lalu Polaris datang dengan janji suci akan menunjukan hal terindah di galaksi ini. Begitu baik bukan Bulan? Tetapi untuk menyentuh mantelku saja rasanya tidak..yang bumiku rasakan sama sekali kosong. Mengapa demikian bulan? Mengapa 76 yang pertama begitu memikat bumi? Apa diam-diam dia tahan peredaran bumiku dengan lecut ekor kepunyaannya? Rasanya menjadi dungu itu sangat mudah jika hingga dua tahun peredaran bumiku masih saja kuharapkan polaris tak bernama dan tak berhasrat untuk mengetahui letak orbitku.

Tuhan begitu baik bulan.. tapi begitu jahat pula untukku. Bagaimana bisa bumi menjadi dalang dari perebutan  kutub Polaris itu? Bumi hanya ingin dia yang satu tak lebih. Tapi bumipun tak berani melerai karena takut bertegur sapa dengan dia sang kekosongan. Bukankah bumi sudah merasa kosong sebelum ini? Haha aku bergurau.

Apa arti nyata dari semua rotasi tak berarah ini bulan? Jika tidak ada lagi matahari yang meminta untuk aku kitari. Apa lagi esensi bumiku? Sungguh aku paham bagaimana menjadi asteroid dan bagaimana hancurnya menjadi bagian yang hanya bisa terombang-ambing tanpa perlawanan diantara Mars dan Jupiter dan demi apapun aku tidak ingin menjad penyebab itu semua..terlebih untuk polaris

Polaris.. akan selalu indah, akan selalu mulia dan akan selalu berada di utara sana agar bisa kupandangi dengan puas keberadaannya. Dia akan selalu tersenyum saat menuntunku pulang, dan akan selalu pulang ketitik yang sama. Polaris yang bisa membuat aku paham bahwa inilah aku dan bangga mengorbit dengan caraku.

Tahukan engkau Bulan? Polaris ini juga pernah aku idam-idamkan dan aku cari keberadaannya saat Polaaris enggan menyapa orbitku dan pernah mati-matian aku lari agar semua patahan di bumiku bisa musnah. Dia datang sekarang dimana patahan itu sudah menjadi gunung api cantik yang siap meluap kapan saja.

Bumi kira ozon akan senang bertemu lagi, ozon akan senang menjadi penghubung kita.. rasanya untuk sekarang memahami keinginan bumi saja ozon lelah, atmosfer saja mengaduh karena tingkah bumi.Ada apa bumi? apa yang salah denganmu? Aku rindu bumi yang selalu berdendang saat berotasi, aku rindu bumi yang begitu sejuk saat menyapa tamu baru yang kehilangan arah pulang.. aku rindu bumi yang menjadi pelindung untuk para pelipur lara.

Jangan begini bumi.. mengapa rasanya kau doktrinkan CO ke segala arah? Apa sebenci itu yang kau rasakan? Bumi Polaris baik.. sangat tulus meski kau anggurkan.. Mengapa?

Bumi menjawab:  Engkau tak tahu betapa aku rindu aku yang dulu, betapa aku ingin bisa merasakan lagi, betapa ingin aku melukis lagi di kanvas polaris itu.. betapa ingin aku kembalikan dan ku kuburkan trauma mendalam setelah sejarah hidup yang aku arungi. Betapa aku ingin menjadi sumber kebahagian Polaris. Aku ingin sungguh tapi apa kamu tahu bagaimana orbitku harus berlaga agar semua kembali? Apa harus aku ganti arah orbitku jika itu bisa menggembalikan aku ke zaman yang aku anggap 'damai'? dan berkompromi dengan Tuhan untuk hilangkan gas penenang di ozonku? Engkau tak tahu betapa aku merintih setiap detik dalam revolusiku agar kudapati bagian hilang diorbitku? Jels kau tak paham bagaimana rasanya.

Polaris, you're precious thing that God has been given to me. Thanks for always accompany me though you know what you got it's never what you hope to get. Seriously what I want is.. recovering my heart and say to my heart everything will be fine.. But How hard I try to say.. still I cant chnge my point of you.Polaris.
I know that I'm an evil.. Please believe me. I feel empty., totally empty right now.. Sorry, I wish if you still want to stay with me and lend your shoulder to me. I will be very thankful.

Who lost part of her.........

Friday, August 2, 2013

Tasbihku untuk Halley


( I hope it would be the last unsend mail to you)

Hal yang ingin aku arungi dalam hembusan nafasku kali ini adalah mencoba melepaskan,melepaskan engkau dari untaian setiap tasbihku. Kau bahkan tak pernah nyata adanya bahkan mengenalmu saja aku tidak, tapi dengan anggunnya kau raup habis semesta cinta dalam kalbu ini dan dengan lihainya kau duduki tahta tertinggi sebagai sebab utama setiap tetes air mataku.

Jika kau takan pernah menjadi suatu nyata dalam orbitku, biarkan aku melanjutkan putaranku tanpa ada embel-embel namamu lagi.
P.S : God always guides my step please..and Halley please gives my heart back.

Saturday, June 1, 2013

Hadiah untuk Pengamat Setiaku


(Salah satunya adalah dia)

Kali ini waktunya penepatan janji, janji yang terucap untuk insan Tuhan. Tenang ini bukan tentang cerita cintaku yang selalu saja gagal ditengah jalan ( ah tidak akan lagi kuharap) ini tentang kalian.. Para pembaca yang selalu baik padaku. Selalu membaca isi celotehku yang terkadang jauh dari kata penting. Dia salah satu pembaca setiaku dan salah satu sahabat pria terbaikku.

Dia sudah kuanggap kakakku sendiri. Orang yang baik, penuh perhatian, sopan, sholeh tetapi menyebalkan, sayangnya dia sama-sama belum memiliki faktor luck dalam urusan asmara sama sepertiku. Dia terbelit dalam kawasan 'friendzone'. Mengenaskan sekali bukan jika friendzone digeluti dalam dua tahun lebih. Hingga sekarang rasanya. Semangat bro!

Awalnya rasa itu dikiranya hanya selingan masa SMA, tetapi ternyata itu hampir permanen. Meskipun dia pernah tertambat kelain hati. Toh setelah semua berakhir hatinya kembali tertuju pada wanita ini. Wanita yang menjadi salah satu dari sahabat kami, wanita yang menjadi teman satu kelasku selama tiga tahun berturut-turut, sahabat yang setiap harinya duduk disebelahku saat bangku SMA. ( karena sekarang aku sudah resmi bergelar Alumni) Wanita yang polos, apa adanya, cantik tiada tara dan berhijab. Mungkin itulah daya tarik dari wanita ini. Sahabat yang paling kukagumi.

Usaha yang dilakukan dia, rasanya tak terhitung oleh jari.. Terkadang aku kagum padanya karena rasanya lelaki setia di Indonesia ini khususnya di Bandung sedang mengalami fase rawan punah. Jadi dia adalah salah satu lelaki yang harus dilindungi. (Jika dia baca ini, percayalah aku hanya bergurau)

Dia juga satu-satunya yang tak pernah lelah meladeni prilaku 'bocah'-ku dan kegaringan-ku yang sudah mencapai tingkatan kronis atau fase dewi. Dia lelaki yang baik sungguh, hanya dia yang selalu membaca setiap entry-ku tanpa terlewatkan satu katapun karena itu, jika aku ingin mengadu padanya dia sudah terlebih tahu apa yang akan kuceritakan.

Perawakannya jauh dari standar. Dia tinggi dan tidak terlalu berisi, mewarisi gurat wajah pria Sunda dan memiliki mata polos. Ah kalian harus liat sendiri karena pada saat pertemuan pertama kami saja. Aku akui, mataku pernah terfokus hanya padanya tapi aku tidak terlibat friendzone tentunya. (Haha, lagi-lagi jika dia membaca. Sungguh jangan besar kepala karena pengakuanku ini)

Sekarang dia pasti sedang menekuni dan memahami bejubel materi Saintek yang tidak pernah sedikitpun ingin memahami dirinya. Semangat tukang reparasi! ( karena diantara kami bersepuluh dialah yang paling handal memperbaiki segala macam alat tanpa gagal) karena itulah dia ingin menekuni dunia mesin, Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara. Ku doakan semoga itu menjadi kenyataan dan kita menjadi mahasiswa/i di kampus yang sama! Amin.

Jika aku boleh mengakui, dia adalah salah satu sahabat yang paling aku sayangi, dia paham bagaimana caranya memperlakukan wanita, menghormati wanita terutama menjaga wanita dan nilai plus darinya adalah dia bukan perokok karena itulah aku kagum padanya.

Tapi dia tidak sebaik yang kalian kira! Dia sangat menyebalkan, terlebih jika menjahiliku, menjitak kepalaku dan sering meneriakiku bocah. Tapi umpatannya kepadaku tak pernah lebih parah dari pada umpatan yang terlontarkannya untuk salah satu sumber bulian kami, wanita yang akan menjadi calon dokter.  Dia juga salah satu dalang yang membuat ban kendaraanku kehilang stok oksigennya dasar menyebalkan!

Boleh aku menyampaikan pesan? Aku ingin menyampaikan :
"Terkadang rasa kagum ini bermetamorfosis menjadi iba atau sedih. Aku  sempat berharap kalian adalah sepasang kura-kura. Mengapa? Pertama-tama apa kalian tahu bagaimana kura-kura yang baru menetas menapaki laut lepas? Mereka membalik terlebih dahulu, menatap tempat dimana mereka dilahirkan dan mengucap janji alam. Janji itu ialah kembali kepantai dimana mereka dilahirkan setelah dua puluh tahun berkelana di laut lepas untuk melakukan tarian sakral dan bertelur dipantai itu. Tarian itu disebut Tarian Kura-Kura tarian yang dilakukan para kura-kura pada masa kawin dan pasangan meraka adalah betina atau jantan terdekat yang mereka tatap sesudah fase menetas. Bisa dibilang mereka temen kecil. Mungkin dia takkan terlalu sesakit sekarang karena diakhir selalu ada akhir yang bahagia. Kalian akan bersama meski selama ini waktu tak pernah izinkan kalian bersua dengan rasa yang sama. Jika kalian ditakdirkan bersama, maka jalan kalian akan menemui simpangan yang sama dan menjadi jalan lurus untuk diarungi bersama-sama. Dariku tetap semangat, katakan rasa itu, jangan hanya menjadi kepemilikan sendiri. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi lima detik kedepan bukan? Lalu tetap semangat mencapai cita-cita. Berjanjilah padaku akan kesuksesan yang akan dicapai dan berjanjilah untuk memasuki gerbang universitas yang sama denganku. Semangat, aku tunggu di gerbang universitas gajah duduk. Amin!"

Nah sudah kutepati bukan janjiku? Ini hadiah yang kujanjikan, menjadikan dia salah satu bagian dari entries-ku. Selamat membaca wahai tukang reparasi. Sampai ketemu!


  1. Salam 
Sahabat yang paling menggemaskan :p

Wednesday, May 22, 2013

Keengganan Halley 'Tuk Jadi Polaris Bumi-ku



(maybe this time it really is goodbye)

Hari ini, planetku rubuh, enyah, hancur, tak bersisa..Bumiku tersulut Matahari karena kelakar tak berlogikaku. aku terlalu dekat saat mengorbit hingga terundang masuk dengan paksa dan musnah. apa kau tahu mengapa ku enyahkan pantrangan orbitku sendiri? apa kau paham mengapa ku salahi aturan tentang garis kehidupan Bumi-ku? karena satu hal.. aku ingin 76 menjadi hitungan detik yang dengan satu kedipan penuh khidmat dapat kuhubungkan radarku dengan kepunyaanmu dan dapat membawamu berlaga tepat dihadapanku,tepat ada di orbitku lalu saat satu kali percikan kombinasi warna cincinku (jika aku Saturnus) dapat dengan mudahnya membuatmu tersihir untuk mengangguk jika kuajak kau untuk tinggal disini..

Orbitku Bumi-ku yang kini sudah menjadi serpihan-serpihan yang bergerak tanpa arah tanpa irama di ruang hampa dan akan selalu hampa. Namaku takan pernah menjadi bumi lagi atau Saturnus dengan kemegahan cincin-cincinnya..namaku resmi menjadi asteroid. Aku sudah tidak memiliki orbit, aku hanya akan terus mengalun tanpa arah pasti dan tanpa tahu cara berhenti. Posisiku sekarang tepat dibelakang bumi.. Walau rasanya aku sudah tak bermassa,tetapi nampaknya masih ada saja yang tetap mempertahankan massa tak berwujudnya. Mengapa sebongkah rasa ingin selalu melihatmu, menyadarkanmu akan keberadaan orbitku (dahulu), memberitahumu tentang bagaimana peradaban di Bumi tercintaku ini, dan merajuk padamu agar tetap tinggal di orbitku tanpa harus ada 76-lainnya yang harus kuarungi ( walaupun untuk hal terakhir ini, hanya mampu kucelotehkan di perut Bumi yang terdalamku ini). Apa itu definisi dari kata rindu?

Saat itu.. orbitku oleng tak terkendali, semua terlalu semerawut hingga semua penghuniku berteriak minta aku berrotasi dengan sewajarnya bukan berbalik arah seperti itu.. Tahukan mengapa kuputar balik arah orbitku? Karena aku ingin kembali pada hentakan dimana 7 dan 6 bermula. Saat kau dan aku bercengkrama.. saat kurasa takan pernah ada pengenyahan juga penantian lain dan jelas saja aku salah di bagian itu, sebab itu pula.. terbersit ilham yang entah datangnya dari mana untuk bergerak mundur..ilham itu berbisik: jika kau kelilingi matahari dengan arah berkebalikan itu artinya kau mengembalikan waktu ke tempat terdahulu. Berarti itu saat aku, kau, dan sebersit angan tentang kata ganti kita yang tiba-tiba mengepakkan sayapnya di depan orbitku, yang lagi-lagi bagi bumiku itu mustahil..pada akhirnya. Kecuali itu Malaikat Jibril yang sedang berpatroli mengamati semua Maha Karya Sang Pencipta akan kepatuhan mereka dan keselarasan yang harus dan akan selalu terjaga keberadaannya. Apa Malaikat Jibril tahu aku melanggar karenanya dia menunjukan eksistensinya? Ah rasanya orbitku semakin jauh dari kata normal mengorbit.. terlalu abstrak tak beralur pasti yang kurasa, saat semuanya harus kuteruskan. Hingga semua terjadi. aku tersulut Sang Mentari karena semua koordinasi yang tidak terintruksikan dengan baik. Hingga kali ini aku merasakan bagaimana menjadi lenyap, bedanya aku lenyap..dan takan pernah menampakan diri lagi walau 76 yang lain telah terlampaui

Aku sekarang tepat diantara Mars dan Jupiter. Planet yang tak pernah ku elu-elukan keberadaannya sebelum semua terjadi. Kali ini terbersit logika nyata bahwa 76-mu bukan hanya untuk orbit malangku, bukan untuk deretan cincin yang mengerahkan semua glamournya untuk memikatmu..aku hanya bagian dari pijakan orbit yang harus kau arungi untuk rampungkan tugasmu.. apa kau ingin menggelari diri menjadi bagian rasi Ursa Minor? Tentu tidak.. tidak untuk kehidupan Bumiku.. kau mungkin takan pernah menjadi Polarisku bukan? Terlalu tinggi kugantunkan harapan ini dan bodohnya kugantungkan pada udara yang terlalu angkuh tuk tunjukan dirinya apalagi menyangga harapanku lagipula kau terlalu sering berkelana..lenyap, kembali lalu begitulah seterusnya seperti siklus. Kau takan mungkin menjadi Polarisku. Polaris yang akan tetap berlagak ditempatnya apapun yang terjadi.. selalu terlihat di Utara sana, selalu berpendar di kutub utara. Apa jangan-jangan kau pula penyebab Aurora? Aku ingin tahu.. kau terlalu dekat dengan jantung bumiku, hingga pada awalnya kupikir aku dan kau bak cinta sejati yang takan terpisahkan apalagi tergantikan..Polaris yang dimanapun peredaranku berpijak selalu dikenali keberadaannya..Karena kau Polaris, Bintang Utara yang berhamburan cahaya lebih dari bintang manapun, kau pendarkan cahaya tanpa batas.  Hingga membuat reseptor ini terpana dan lupakan cara melindungi sumber penglihatanku ini lalu diakhir..aku kembali tersadarkan bahwa ini semua tentang angan Polarisku..dan kau dengan jelas-jelas menolak gelar itu..bukankah begitu Halley?

Terlebih lagi sekarang.. siapa aku? Asteroid tak bernama yang tak pernah mampu disandingkan dengan mereka  Ceres, 4 Vesta, 2 Pallas, dan 10 Hygiea . Tapi Halley, apa aku boleh mengirimu satu surat yang mungkin terakhir kali kutuliskan untukmu? Tentang semua pengaduan tak berujungku ini.. aku ingin mengadu:

Untuk Halley yang selalu mengitari pikiranku..

Hai Halley, kali ini aku mutlak musnah. Jangan tanyakan mengapa demikian, karena jelas-jelas diawal kubeberkan semua sebab. Halley aku tahu sebenarnya orbitku hanya rute tugasmu. Tapi bolehkah aku katakan jangan kembali lagi pada ruteku karena takan pernah ada lagi rute itu.. selamanya. Aku sudah tak disana, aku sudah tak menanti dan aku sudah tak sanggup mengamati 5 menit yang harus kubayar dengan 76 tahun penantian. Aku mutlak lenyap, seperti apa yang kau lakukan tapi aku takan pernah kembali. Halley maafkan aku karena tak mampu bertahan. Meski mungkin kau takan pernah sadari semua penantianku ini. Rasanya semua menemui ujung saat kau lenyap. Semua tak terselesaikan.. membuatku terpaku dan terpaku lagi pada ratapan akan kepergianmu.

Karena itu pula aku musnah.. sudahlah tak apa. Ini salahku, salahku yang menggantungkan harapan terlalu tinggi. Mungkin hingga langit ke tujuh tapi aku lupa meminta izin pada udara agar menjaga harapanku, aku lupa meminta udara menempatkannya ditempat teraman mungkin karena itu harapanku terbengkalai, tak terawat hingga akhirnya terhempas jauh kedasar. Aku tak tahu dimana harapan itu sekarang. Apa sudah berpindah galaksi? Entahlah aku terlalu bingung bagaimana mencarinya jika sekarang aku hanya sekeping asteroid tak bernama, tak berorbit. Rasanya hanya luntang-lantung tak jelas. Apa akan terus begini hingga akhir hayatku Halley?

Dulu aku berangan-angan bahwa kau adalah Polaris yang kucari sejak sedia kala. Tapi jelas saja aku salah kau selalu berkelana tak seperti Polaris yang teguh berpendirian untuk tidak bernomaden. Halley terimakasih untuk semua. Walau pada akhirnya aku hancur, setidaknya aku paham bagaimana dibuat bahagian olehmu meski hanya dengan sentuhan lecutan ekormu itu dan itu merupakan salah satu kejadian terbaik dalam eksistensiku.

Halley selamat jalan. Selamat mengitari orbit-orbit menawan di galaksi yang maha besar ini, hingga mungkin kau lelah dan beristirahat di satu orbit yang entah kapan akan kau temukan tapi yang jelas orbit itu beruntung memilikimu.

Aku pergi Halley, aku takan pernah mengusikmu dan membebanimu lagi dengan sederet harapan untuk tinggal. Kau bebas Halley..selalu seperti itu bukan? Aku akan menggelar acara perpisahan sakral antara kau dan aku ini dengan lengkungan terindah yang bisa asteroidku lakukan. Hati-hati Halley! Apa boleh kuminta satu hal? Meski aku pergi nyatanya separuh hatiku telah menjadi kepunyaanmu, bolehkah kutitipkan padamu? Tolong jaga hatiku.. jangan khawatir aku mampu menapaki peredaran baruku meski hanya dengan separuhku yang lain. Jaga senyummu! Jangan kehabisan alasan untuk tampilkan lengkungan itu. Berjanjilah..

Dan Bulan.. maaf karena membawamu terbakar habis oleh mentari, apa kau sama denganku kini, menjadi  asteroid? Atau kau sudah bersua dan tentram dengan para Helium dan hidrogen kepunyaan mentari? Maaf.. maafkan aku. Aku menyesal..dan terimaksih atas semua waktu yang kau sumbangkan untuk semua cerita tak berujungku ini. Terimakasih..

Selamat tinggal Halley favoritku..

Salam rindu tak berbatas

Bumi yang berganti nama menjadi Asteroid

Mungkin itu saja yang ingin aku ungkapkan Halley. Entah apa akan ada dongeng lain setelah ini.. yang jelas dengan surat itu kurelakan semua berakhir. Mungkin kau terlalu sempurna untukku.  

P.S: since that time..Finally I know where I am. What's my way and should be my way and what you have done telling me softly that I should take my step back, thanks for so many experiences of this Love at The First Sight that you have shown to me. Take care the owner of my half.

*Polaris (disebut juga sebagai Bintang Utara) adalah bintang paling terang di rasi Ursa Minor. Meskipun bumi berputar selama 24 jam sehari, Polaris akan selalu ada di tempatnya, karena Polaris berada dekat dengan sumbu bumi. Ia berada nyaris persis di pusat putaran yaitu kutub utara. Oleh karena itu, di India, Polaris disebut dengan Dhuva.
Karena letaknya itu juga, Polaris dianggap oleh nelayan sebagai pusat navigasi. Jika kita ada di Kutub Utara, Polaris akan berada di atas kepala. Jika kita ada di katulistiwa, Polaris akan berada di dekat cakrawala.
Polaris selalu di tempat yang sama sebagaimana bintang lainnya. Tapi dia menjadi istimewa karena cahayanya yang terang dan bisa menjadi rujukan navigasi. Jika tersesat, carilah Polaris bagian dari rasi bintang yang berbentuk beruang. Jika menemukannya, itu adalah Polaris. Itu adalah arah utara. 

merupakan chapter 4 (mungkin terakhir) dari :

Saturday, May 11, 2013

Peraduan Halley di-76 yang Pertama



(I'm truly missing you this time)
Aku terhempas diruang yang entah bagaimana, hanya bisa kudeskripsikan dengan putih.. semuanya terasa terlalu suci hingga menggetarkan raga yang bersimbah dosa ini..menyilaukan mata rapuh ini.. atau bahkan bisa dibutakannya karena sel kerucut ini terlalu dipaksakan untuk terus beradaptasi dengannya.  Awalnya aku hanya mengerjap-ngerjapkan mata ini hingga akhirnya terpejamlah yang kupilih.. mulai terpejam agar tak kudengar lagi erangan minta diistirahatkan dari sel kerucut-ku meski tetap saja kudengar dia menjerit-jerit,  sudah terlalu banyak bekerja bukan kau hari ini? retinaku mengaduh karena rasanya dia goyah jika harus terus membuat semua detail bayangan harus terpampang jelas dimataku.. putih terlalu menyakitkan seperi arti permulaanmu di semestaku yang tak lagi utuh. Jika dia alunan nada mungkin bisa memekakak-kan gendang telingaku.. Tapi tunggu, saat mata ini tertutup barang dua detik.. kudengar kombinasi nada. Alunan kepemilikan siapa? mengapa rasanya begitu menyayatku. siapa yang memainkannya?Sexophone itu.. aku kenal. Alunannya yang selalu percikan bara pada kanvas yang kembali usang karena eksistensimu yang memudar, apa kau tahu jika kau pudarkan warnamu itu sama artinya dengan  menghilangkan sebagian semesta yang ku jaga selalu eksistensinya?  Membuat hatiku nyeri, kenapa semuanya tega menyiksa sistem sadarku? membuat mereka goyah hingga sekarang diperosokannya aku ke tempat....yang lagi-lagi hanya putih. Semakin kombinasi itu mengalun cepat semakin jelas pula bayang massa pemiliknya. Ah aku ingat! Kenny G itu alunan kepunyaanmu bukan? 

selamat.. hari ini kau menjadi dalang telak dari reaksi H2 dan O2 di inderaku ini, menjadi garam penabur untuk lukaku yang masih meneteskan darah segar ini. Jika bisa kudeskripsikan semua nyeri ini..ingin sekali kukirimkan surat berisi pengaduanku ini untuk kau telaah dan kau pahami apa yang telah kau lakukan di semestaku.. aku tidak menyalahkanmu sungguh, aku yang telak salah dalam semua peraduan aku dan kau ini ( aku tak berani menggunakan kata ganti kita, aku takut menggantungkan harapan itu ), pertemuan yang memikat hingga aku lupa mengikat erat hatiku agar tidak kau bawa lari..atau aku dengan polosnya menyodorkannya untukmu? Entahlah intinya waktu sudah melewatinya dan tak bisa kuajak kompromi untuk kembali pada masa tolehan pertamaku itu.


Andai kau tahu Halley.. 76 tahun bukan waktu yang sebentar untuk semestaku.. anggap saja aku bumi dan pada saat itu artinya aku telah berdansa mengelilingi mentari 76 kali dan barulah saat itu muncul.. saat dimana aku bisa bersua dan berharap waktu dihentikan sesaat agar semua gerakanmu bisa leluasa kuamati tanpa takut ada kata berakhir karena berakhir sama dengan pelenyapanmu (lagi). Andai alam bisa berbaik hati denganku barang sekali saja. Ingin sekali rasanya saling merasakan  imprint ( seperti para werewolf yang saling terikat dalam sekejap saja) tapi aku dan kau tak pernah menjadi sepasang werewolf bukan? Haha aku pasti bergurau..

Kini aku akan menggelar dongeng tentang tahapan saat aku bisa menyentuh lecutan ekormu dengan atmosfer yang meski sudah memiliki banyak motif lubang ini. Ada dua warna yang ingin kuleburkan, apa jadinya jika kuning menyapa abu? Apa akan dihasilkan warna yang menjanjikan senyuman? Atau mereka gagal bereaksi karena titik equivalen yang tak jua mereka temukan.. apa mereka bertolak belakang Halley?
Kuningku : Hari itu genap 76 tahun orbitku mengitari matahari, itu artinya saat yang kutunggu telah tiba dan dengan sedikit pergesekan atmosferku denganmu kita bersua.. lagi-lagi tiga huruf, tapi kali ini rasanya lebih renyah. Aku menyukainya, kau selalu tawarkan tegukan yang memikatku dan kali ini rasanya aku candu. 120 menit/ 7200 detik begitukah? Kurasa hanya perkiraanku saja karena bersamamu waktu rasanya menguap tanpa konfirmasi padaku sebelumnya. Aku dan kau bercerita tentang sepercik eksistensi kau dan aku di jagad raya ini.. tidak searah memang, tetapi dengan tulus hati kuucapkan selamat atas keberhasilan yang kau tuai itu. Selamat bertugas menjadi pengatur susunan jagad raya ini, selamat mendesain jagad raya terbaik, dan selamat menjadi pengamat terbaik atas penataan jagad raya ini, dan terakhir selamat karena telah menyentuh gerbang dan mulai memasuki tempat itu.. tata surya terbaik kesepuluh se-Asia ( anggap saja Asia sama dengan Milky Way atau Galaksi Bima Sakti) S-e-l-a-m-a-t!  Satu hal lagi.. aku suka argumenmu, semua argumen tentang mengapa kau memilih menata dan bagimana cara penataan jagad raya ini.
Terimakasih.. terimakasih atas kata ‘semangat darimu’, kau harus tahu makna kata itu untukku. Lebih dari segelintir kata tapi penyejuk peradaban, pemugar bangunan rapuh, pengalun saat beranjak kembali ke peraduan,  dan alasan dibalik pendaran gemerlap di simpul setengah lingkaran cincin planetku ( Jika aku Saturnus).
Abuku : tak terasa waktu mengalun begitu cepat.. seperti saat komet yang berpacu dengan kecepatan cahaya (3*108) bergesekan dengan udara yang selalu hampa..tak pernah melebihi sedetik. Saat kau harus enyah kembali dan entah penantian selanjutnya aku siap? Doakan saja aku tak pernah lelah berdansa mengelilingi matahari dan doakan aku agar aku tidak mual dan mengeluarkan isi perut bumiku ini karena banyaknya putaran diluar kendali.
Akhirnya aku pahami arti kata perkenalan secara murni dan untuk sesaat aku paham bagaimana seharusnya kanvasku berlagak, bagaimana dia seharusnya terpajang dan bagaimana sewajarnya alur kuas itu tercipratkan.


P.S: “Hi Halley, since that time you and I knew each other right? But did you know, when ‘R’ symbol really breaks my heart? When you chose to just read my reply. So simple right? When ‘D’ can make my heart beat so fast and ‘R’ can make me smile for awhile but suddenly ruin my mood when ‘R’ doesn’t come with your reply. Once more congratulation and please make sure that i will be patient to wait for another 76 years”

merupakan chapter 3 dari :
1. Bulan, Dialah Halley Semua itu!
2. Ketukan Halley di Bulan Maret

Tuesday, April 30, 2013

Ketukan Halley di Bulan Maret


(Halley, you got me mesmerized) 
andai saja bisa pahami, pahami apa arti perkenalan secara murni, mungkin kanvas ini akan mengerti bagaimana seharusnya dia berlagak.. bagaimana seharusnya dia terpajang dan bagaimana alur kuas sewajarnya tercipratkan.

andai saja saat itu reseptorku melemah mungkin takan seperti ini.. karena dengan teganya efektor memberikan respon dengan mengikut sertakan hatiku disana dan lupa membawanya kembali. andai saja selingan itu tak pernah membekas. mungkin peraduan yang ku pijak kali ini tak akan mengelu-elukan namamu..

andai dulu tak berjalan dengan alur yang begitu memikat mungkin sekarang tak akan aku akui satu hal ini... "Akhirnya.. aku akui adanya cinta pada pandangan pertama dan aku akui, kali ini aku paham bagaimana terlibat didalamnya."

masa itu.. aku tertunduk diujung orbit baru ini ( dulu aku tak menyadari akan menjadi orbit terbaruku) orbit bernuansa cokelat dengan papan dibagian pojok ruangan yang bisa kapan saja dihapus jika ada yang mengotori, dengan semua kebosannan yang dengan seenaknya menyibak tirai pikir ini.. kamu tertawa. disitulah gerak refleks ku bergerak bak semua kebosanan tak pernah bermain-main di tirai pikir ini, bak koordinasi ini sedang mengikat tali merah putih bertuliskan semangat 45  karena kebugarannya tak terterkendali.. aku menoleh dan itulah pertama kali aku melihat sang pemilik tawa malu-malu itu..namun dengan lihainya ternyata ia telah memikatku. ya, itu kamu yang duduk di bangku kedua dari depan dan bangku ke empat dari kanan..dan entah apa yang terjadi semua itu menjadi mula (yang kuanggap dulu semu adanya) lensaku membiaskan semua warna sekelilingmu dan membiarkanmu berpendar dengan kombinasi warna yang menggelitik setiap inderaku minta dipandangi barang sesaat..tapi kamu tidak pernah menyadari, adanya aku yang tertarik ingin mengetuk pintu bertuliskan namamu ( meski dulu aku tak tahu namamu..apalagi dirimu). benar bukan, waktu itu sangat berharga dan tak tertebak.. karena dengan hitungan menit hidupku berubah buyar karena ta-wa-mu. ya sesederhana itu. ( satu setengah tahun silam)

sekejap semua rasa yang kujunjung tinggipun mulai membias nampaknya. karena barang sesaat kamu menjadi mayor dari gumpalan neuron di kepalaku. kanvas ini terisi.. terisi lagi oleh warna yang entah bagaimana seharusnya kudefinisikan. kamu melukisnya dengan sekejap dengan semua kombinasi warna yang tek pernah ku ketahui namanya sebelumnya.. tapi yang kuyakin kali itu. kanvasku terisi penuh dengan warna penjelmaan dari titik temu duniamu yang ingin kumasuki massanya, terasa Abstract. Eurofia itu nampaknya tak bertahan lama..karena setelah itu eksistensimu lenyap bak tertutup jubah Harry Potter (aku lupa apa judul part ini) haha menyebalkan, aku meraba-raba jejakmu..tanpa arah dan tanpa tanda. hingga kamu mengusang, terlupakan lalu tergantikan (yang ternyata lagi-lagi hanya sesaat)

seperti asal namanya, Dewa Perang bangsa Rowami ini dengan gagah beraninya menunjukan semestamu diorbitku yang membias.. ya dialah Maret. bulan yang pada awalnya merupakan bulan pertama pada kalender Julian dan entah bagaimana adanya dia turun tahta ke nomor urut tiga. awalnya kukira semuanya memang rasa semu yang kau tawarkan untuk kucicipi lalu kulupakan, nyatanya itu adalah tegukan berkelas dan berbekas..

nampaknya kamu terlambat muncul kembali bukan diorbitku? tapi kurasa baiknya begitu karena apabila eksistensimu terendus lagi saat bulanmu. benarkah kepunyaanmu itu Februari? bulan yang berasal dari kata Februa (latin) yang artinya pesta penyucian dan  bangsa Romawi menggelarnya pada tanggal limabelas..tepat hari jadimu bukan? pastinya aku akan merajuk berharap dapat utarakan untaian selamat padamu. aku ingin memberitahumu sesuatu bahwa kita memiliki makna yang sama, kamu tahu? hari jadiku adalah Desember, berakar dari kata Decem yang artinya sepuluh, yap hari jadiku! jadi arti sepuluh desember adalah sepuluh-sepuluh ya? konyol bukan? Nah kesamaan kita adalah.. bulanku terkenal dengan 'bulan suci' karena semua negeri tertutupi salju saat itu setiap harinya.. putih bersih suci.. apa itu artinya kita cocok? ah.. aku hanya bergurau.

tapi setidaknya sekarang kamu melihat bayanganku, setelah interaksi kecil yang kutawarkan padamu malam itu, interaksi yang kuharapkan jiwanya seperti api.. yang bisa menyulut apapun didekatnya, dan tentu saja yang kuharapkan hatimulah yang tersulut sehingga ingin mengetahui semesta kepemilikanku ini (hanya pengharapan), tapi tentunya atas kesepakatan bulan kulakukan itu semua.. tapi nampaknya tiga huruf itu meredupkan atmosferku saat ini.. atau membuat ozon-ozonku berlubang? ah entahlah karena rasanya 3 huruf itu bak penghisap suasana hatiku dan tak berminat mengembalikannya.. tapi harus ku syukuri, setidaknya kamu mengetahui aku ada. bukankah itu sesatu peningkatan pesat? anggap saja demikian..agar bisa kubangun lagi suasana hati yang kau curi.

nampaknya semua berbeda adanya, apa ini cerita yang harus kuarungi agar kudapati akhirnya? apakah alurnya akan seperti aliran air? selalu dari hulu ke hilir? atau tak tertebak? Hanya Sang Pencipta yang tahu.. sampai-sampai untuk mengintip saja aku tidak diperbolehkan.

merasa familiar dengan celotehku kali ini? benar ini adalah bagian tak terceritakan dari Hai Bulan, Dialah Halley Semu itu! hanya saja kali ini aku ingin menceritakannya secara lebih manusiawi bukan alamiah.

P.S: Halo Halley! I think now you already knew bout my existence. Thanks for being nice on that time. Did you know I was enchanted to meet you? Now you know if you read this entry. But yap for sure, you will not discover my blog. If knowing each other is necessary. would you teach me to know how? and would you want to know bout me?
The Owner of Ten December 

Monday, April 22, 2013

Bulan, Dialah Halley Semu itu!


(Hai Halley, Salam Kenal)

hai bulan.. apa kabar? mengapa kamu belum juga muncul? kasihan awan dia sudah mulai kelabu nampaknya. seperti hatiku. maaf.. maaf selalu berceloteh tentang semua biru yang ku temui. entah sampai kapan Lan.. terkadang lelah ya mendengarkan? tapi jangan pernah lelah sinari pijakanku di malammu.

hari ini, izinkan aku mengundangmu ke.. kamu akan tahu nanti. bersabar yah. sekarang tutup matamu, biar aku bantu. nah sekarang apa semua hitam? bagus. ayo pegang tanganku. pelan-pelan saja aku akan menuntunmu. sekarang berjalan lurus yah. apa sekarang kamu bisa rasakan hembusannya menerpa wajahmu? dan gemersik rerumputan dikakimu? ah aku lupa kamu tidak melepas alas kakimu. sudah bisa menebak dimana kita? udaranya memang tidak seperti biasa. sedikit mendung disini. rerumputan pun mulai kering kecokelatan. tapi aku selalu suka disini, musim apapun itu. nah sekarang buka matamu. bagaimana? menakjubkan bukan? ya meski sekarang mulai musim gugur tapi lihat sebalah kirimu. bunga lavender masih bercengkrama dengan sesamanya. akrab sekali malah.. ayo kita duduk dibawah pohon Cocoa sepertinya teduh baru aku akan bercerita.

nah begini, em pernahkah kamu mengagumi seseorang padahal untuk berbicara saja belum pernah kamu lakukan? tapi kamu tetap saja mengaguminya dan dia bak hantu dipikiranmu. ah mengapa dia tidak mau diam barang sedetik. apa dia pengguna morfin hingga energinya seperti tanpa batas. menyebalkan. yah tapi itulah yang kurasakan kali ini, dia semu, abstrak, bias rasanya.. awalnya aku kira dia tidak seperedaran denganku. tapi ternyata dua bulan belakangan.. aku menemukan peraduannya diperedaranku, em tepatnya peredaran kami. dia diam..sunyi seperti cacing tak bersuara (sebenarnya  aku ragu apa cacing tidak bersuara).

pertemuan itu bermula pada saat aku memilih orbit baruku dan mencoba memasukinya. disitulah dia berpendar.. semu tapi sangat memikat (untukku). beberapa kali ku rekam pendarnya meski hanya sesaat. karena yang pasti aku sangat takut dia menyadari sorot mata ini. tapi nampaknya setelah itu.. tak kudapati lagi peredarannya. ah kupikir mungkin dia hanya bintang berekor yang kebetulan melintasi 'orbit baru'ku ini.  Bulan.. apa kamu mengenalinya? ya memang tak semua menyadari keberadaannya, tapi entah mengapa sepertinya itu tak berlaku untukku,

aku ingat. dia akan mengunjungi orbitku di hari kamis, em karena aku berbicara dengan Bulan lebih tepatnya malam kamis. karena jadwalku mengisi orbit ini selalu dimalam hari. tidak terlalu larut hanya dari pertemuan lembayung dan senjanya, hingga kamu bulan naik tahta menggantikan posisi sang mentari. dan dia hanya akan muncul barang 5 detik di depanku, tentunya tanpa menyadari bahwa saat itu lensaku hanya terfokus padanya. rasanya semua berubah semu dan hanya dia yang mempertahankan glamournya. aneh..

apa yang kamu rasakan sekarang? apa dia tertarik pada peredarannya yang ternyata berbubuh aku? aku tahu jawabanmu. itulah yang membuatku kebingungan kali ini. aku entah sejak kapan.. lebih tepatnya bibirku entah sejak kapan selalu tersungging saat dia disekitarku dan itu gawat untukku. benar-benar gawat rasanya semua melampau garis batas normalku.. itupun jika sekarang aku masih bisa menyandang predikat itu. ah semua terasa membutakan.

aku takut akan hal itu,dan dia..   anggap saja dia halley yangmuncul 76 tahun sekali.. dan aku disini menantikan itu dengan semua harapan yang nyatanya telah berhasil diboyongnya pergi dariku.  wah betapa berantakannya aku jika itu benar-benar terjadi. dan apa yang harus aku lakukan?

pertemuan singkat yang memikat itu ternyata membuatku gerah sekarang, antara menghentikan perputarannya dan memperkenalakan diri, atau mulai berpindah peredaran dan anggap saja dia tamu yang takan pernah kembali. Bulan.. mengapa temanmu ini sangat menyebalkan.

aku masih ingat betapa nekatnya aku menjelajahi tata surya mayaMu hingga kudapati pelabuhannya, pelabuhan yang sama seperti figurnya.. semu sepi dan hanya bersi 150 onggok selama bertahun-tahun atau 152? Entahlah begitu sepi. dan itu membuat aku bisa melihat goresan setengah lingkarannya, yah .. meski dengan resolusi ketahanan yang begitu kecil tapi itu mengobati sedikit malarinduku.. apa kubilang? rindu oh aku mati gaya sekarang apa yang terjadi disini.. tidak boleh terjadi bukan?

dan detik ini.. entah apa yang terjadi sepertinya Sang Pencipta mengajakku sedikit bermain dengan kudapati peraduanmu yang lebih beradab. tapi dari jauh.. karena untuk mengetuknya aku tidak memiliki sedikitpun keberanian, karena apa? aku wanita.. meskipun semua orang berkoar tentang emansipasi wanita. tapi untukku itu tidak berlaku dalam urusan ini, karena untukku wanita hanya bisa menunggu dengan secuil harapan yang warnanya selalu berubah tidak tetap.. yap! Bias..

hei halley, kamu menyebalkan mengapa seenaknya mengambil warnaku? sehingga untuk mengukir eksistensiku aku harus tetap menatapmu? dan untuk memastikan bahwa aku masih hidup dengan pendar warna warniku, aku harus tetap menunggu kamu melintas dan menyipratkan sedikit warna bahagia untukku? dasar menyebalkan! Pencipta apa ini benar? apa jalan dia mencuri warnaku adalah kehendakMu? jangan hancurkan kepingan yang sudah ku plaster disana-sini lagi.. aku mohon, persedian plasterku sudah sangat menipis. bimbing aku untuk mengartikan halley itu.. aku berjanji takan mengintrupsi atau mengusulkan apapun. aku hanya ingin bertanya dan Engkau menjawabnya. kali ini biarkan telinga Halley itu kepanasan aku tidak peduli ( jika benar Halley memiliki telinga).

begitulah Bulan.. karena itu aku suka tempat ini. dan awan kelabu itu sangat mewakili aku kali ini.. mengertikah? maksudku warnanya adalah transisi dari putih dan hitam. Semu bukan? seperti ada diantara kebenaran dan kesalahan. seperti aku kali ini bukan? dan angin ini.. coba pejamkan matamu dan rasakan hembusannya yang membuaimu dengan eloknya, seperti dia yang membuaiku padahal dia tidak melakukan apapun.. tapi dia selalu berhasil. dan lihat rerumputan kecokelatan dikakimu? itu seperti perasaanku kali ini. karena mungkin aku takan mendapati jejaknya lagi. kami sudah tidak memiliki peredaran yang sama.. tapi lihat lavender sebelah kirimu. itulah simbol harapanku yang hingga sampai saat ini.. masih aku miliki meski hanya tinggal sepetak. karena aku percaya jika Dia telah menakdirkan makhluknya untuk mengenal satu sama lain, meski semua terasa tidak mungkin tapi dengan penaNya semua terlihat rasional. percayalah.. dan satu hal terakhir pohon cocoa ini, tempat kita berteduh kali ini adalah lambang kesetiaanku menunggu cerita yang sedang Dia sibuk tuliskan untuk aku.

terimakasih telah mendengarkan Bulan.. sekarang sudah saatnya kamu naik tahta ayo temani bintang- bintang!

Hai Halley!
 Salam Kenal 

Friday, April 5, 2013

Titik Balik yang Menawan



Ini gila? Iya aku akui itu. Apa yang sedang kupikirkan adalah hal yang paling tidak rasional dari apa yang pernah aku pikirkan sebelum-sebelumnya. Percaya bahwa aku akan melakukan itu semua tak ayal membuatku tersenyum tak henti. Kamu pasti menebak-nebak apa itu? Entahlah aku hanya ingin membuatmu penasaran sekarang. Ternyata satu hari membolos dari rutinas, membuat otakku terkontamiansi dengan baik oleh tingkah gila akson akson yang berloncatan menghantarkan elektron ke badan dendrit lain. Merka terlalu riang hingga lupa caranya berjalan dengan tenang. 

Tapi nampaknya semua itu membuat koordinasi sistemku membaik. Nampaknya anemia abal-abal inipun bisa kuatasi dengan baik hari ini. Eits tunggu apa anemia terbaca menyedihkan? Aa kurang darah saja kalau begitu. Itu terdengar lebih ‘sehat dan manusiawi’ khususnya untukku. 

Hari ini aku membayangkan apa yang akan kupampangkan di bio social mediaku. Semua ide-ide gila yang membuat aku mengumpati diriku sendiri. Aku sudah tidak bersedih lagi sekarang. Tak tau berasal dari mana letupan adrenalin yang berkata kamu akan kembali dan memboyongku pulang. Haha gila bukan? Tapi yasudahlah selama itu berarti aku akan baik-baik saja dan masih ingat dua dikali dua itu sama dengan empay (anggap saja aku typo). Aku tidak akan mengeluh barang satu katapun. 

Hai orang gila, kamu tahu? Aku lupa sekarang sedang membayangkan siapa. Haha saking senangnya atau saking sengkleknya semua sistemku? Eits aku sudah bilang sistemku membaik bukan? jadi mari kita predikati sengklek itu untuk perasaanku. Aduh apa yang harus kukatakan jika dalam sekejap aku lupa siapa yang kupikirkan. Yang terpenting adalah bagaimana dia bisa mengubah hamparan padang mati di jejakku dengan taman musim semi di London.. ah aku lupa apa namanya yang jelas didekat taman itu ada fish and chips terenak di London. Sebelah kiri jalan ada restoran kecil berwarna hijau.Meski bungkusnya asal-asalan isi didalamnya bisa membawamu ke negeri dongeng ciptaanmu sendiri dan disebelah kanan taman ada kolam kecil yang selalu terlihat tenang menemanimu dengan pemandangan taman yang akan selalu menakjubkan di empat musimnya terutama semi, tapi jangan datang kesana pada minggu pertama coba datang pada minggu ke empat dan kamu akan tersenyum atas sapaan semua bunga yang tersenyum cerah pamerkan kelopak mereka. Atau seperti Lake District yang merupakan salah satu incaran para pasangan untuk berbulan madu karena jangan salah tempat ini memiliki pesonanya sendiri terutama dalam mebuat dua insan jatuh cinta dalam sekejap. Menakjubkan bukan?

Hai yang disana kamu tahu rasanya menggenggam orang yang paling kamu sayang? Eits tentu saja tangan orang itu. Itu perasaan yang kudapati saat memikirkanmu karena pada akhirnya au paham mengapa Sang Pencipta masih asyik saja membuatku bermain di padang malarindumu. Dia ingin aku tetap merelakan perasaanku dipermainkan olehmu.. meski tanpa diperintahpun sejujurnya aku takan menolak untuk trus bermain di permainanmu.kamu berceloteh dulu, ekhem akan kupraktikan “ Aku mau rumah tingkat 10, aku mau 4 anak, dua perempuan dan dua lelaki, aku mau kamar kita ada dilantai 10. Aku mau dikamar kita ada kolam berenangnya dan ada balkon yang sangat luas...” Intrupsiku, pertama aku tidak setuju punya anak empat sebenarnya, untukku dua saja cukup.. dan percayakah kita dengan gilanya telah mempersiapkan beberapa nama untuk anak kami dimasa yang akan datang. Haha gila percaya diri sekali kami akan terus bersama bukan? Dan untuk lantai 10.. apa kamu ingin betisku sebesar pemain bola setiap hari menempuh perjalanan jauh hanya untuk sampai dikamar? Oh kamu sangat TEGA! Tapi dari situlah aku tahu dia berbeda.. dia yang membuat kami tak pernah kehilangan topik pembicaraan dan karena dia aku sangat menyukai lagu Canon dari Mozart haha dasar orang gila. Kamu mendoktrin otakku dengan semua tingkah gila yang selalu membuatku rindu. Aah nampaknya punggungku pegal.. aku tak mau membuat anulusku melahirkan nukleusnya, jadi aku harus cepat-cepat menegakkan punggungku. Okay kita lanjut nanti yah. 

Salam rindu owner renuka

Sunday, March 24, 2013

Pemudaran Eksistensi



Hai.. sekarang awan disekitarku berubah abu seperti meredup, hanya bagian bulanku saja yang terang menderang menyinari orbit ini. Perak replika dirikupun hanya berdiri kaku tanpa nyawa. Mirip dengan apa yang kurasakan saat ini, bedanya aku bernyawa tapi ragaku mati.

Mengapa semua terlihat buruk? Saat didekat orang terdekat saja terkadang aku merasa tak nyaman dan terkadang aku ingin sekali memberi sekat antara diriku dan lingkungan luar. Mengapa semua seperti ilusi yang terus saja bertamasya di lembah masa laluku? Apa karena yang kurasakan ini sepi atau kehilangan atau sebuah penyesalan panjang tak berujung?

Pernahkah kamu merasa kosong dan kesepian saat jelas-jelas kamu ada dilingkungan yang begitu menyesakkan? Dan disitulah aku.. saat semua saling bersua memandang dan bergurau. Air mukaku saja tak bisa kukendalikan. Semua organku seperti ikut iba pada..hatiku. entah sejak kapan rasanya nadiku terhimpit dan dadaku tertimpa bongkahan batu besar. Sesak.. sakit aku nanar.

Saat yang bisa kulakukan hanya memunguti semua sulur hutan dan menganyamnya mejadi topeng.. untuk menutupi aku yang hilang, atau menampakan bahwa aku masih dalam peredaranku dan aku teramat sangat baik.

Aku hanya begitu muak dengan diriku yang terus saja mengidolakan perasaanku. Tanpa mengikuti intruksi logika yang ku transferkan pada otakku.  Apa otakku ikut iba dengan hatiku yang tak pernah seutuhnya kembali sejak pembakaran massa yang kulakukan? Mengapa selalu dia yang membuat semua ini semakin runyam.. Hipokrit sekali aku, menghakiminya untuk menyembunyikan seberapa dungu hatiku ini. Atau apa otakku mulai ikut iba dengan hatiku dan membangkang padaku? Ini konyol seperti gen dalam diriku bermutasi lalu memiliki sejuta impuls pembangkang dan seribu pintu masa lalu tapi hanya menyisakan satu pintu kesadaran untuk terus menapaki bola bundar yang tak hentinya berputar.

Jika ada satu kata yang bisa menggambarkan keadaanku sekarang.. mungkin aku akan memilih kata egois. Keegoisanku yang mengawali semua cerita tak berujung tanpa alur jelas dan tokoh yang tak bisa kuhitung berapa jumlahnya, antologi yang sudah kubuat sendiri tanpa tertarik mengakhirinya. Semua yang telah kulakukan hanya membuat padang paradisoku semakin menguning mati tanpa unsur hara. Unsur sumber kehidupan selain gas yang terus ku enyahkan untuk membuatnya sesak.

Aku lelah terus menggantung pada udara yang untuk menampakkan wujudnya saja dia enggan, aku lelah terus percaya bahwa perlahan semua akan baik dan aku dengan berhasilnya menutup buku yang tak pernah memiliki tuan yang jelas. Buku tentang semua tingkahku mengacuhkannya menghancurkan dan tingkah mereka menghujamku hingga terperosok.

Kali ini nampaknya aku semakin jauh dari peradaban. Aku seperti ada di satu gubuk yang tak pernah ku ketahui bentuknya. Tak bisa kutapaki jejaknya, tak bisa kurasakan kerapuhannya dan tak bisa kupandangi wujudnya. Yang bisa kulakukan hanya terdiam menahan beban ini sendiri, karena begitu aku coba untuk melangkah yang terjadi gubuk itu menarikku terperosok lebih dalam lagi. Andai dengan memejamkan mata semua bisa membaik.. aku menyanggupi sebagian hidupku kuisi dengan memejamkan mataku asal dapat kugapai buah ketenangan dan kudapi arti kehidupan. Bukan hidup karena aku bernyawa saja.. tapi kehidupan atas nyawa dan ragaku. Entah sejak kapan ragaku mulai membeku tak berekspresi lagi.. apa itu setelah salah satu kaum adam yang berhasil menaikan tahtaku ke tingkat ke-7 menghempaskanku dengan sekali gerakan lalu kudapati peredarannya menghilang bersama bidadari lain?

Kenapa semua begitu rumit? Kurasa membuktikan bahwa penambahan angka ganjil akan menghasilkan angka genap lebih mudah daripada membuktikan seberapa padat bongkohan batu yang menimpa dadaku.. karena sampai sekarang aku masih mampu berjalan meski tetap kurasakan himpitan karenanya.

Tuhan.. aku lelah, aku lelah terus berlari dari realitamu. Aku lelah terus mencekoki ragaku agar terus bertahan. Aku lelah memasang topeng ketegaran jika jauh didalam sini merasakan seberapa banyak reaksi H2 dan O2 dalam diriku saja aku tak mampu. Bisakah kau tutup tirai masa laluku? Bisakah aku menukar ragaku dengan yang baru? Agar dengan mudah aku lupakan semuanya..bisakah?

Ini bukan tentang SI-Cupid yang memanahkan panah merah jambunya, karena pada akhirnya dia tidak berhasil memikatku. ini tentang puzzle masaku, masa yang tak bisa kubedakan apa itu masa silam, masa sekarang, atau masa pencapaianku. semua serasa sama. satu bentuk yang membuat impulsku mulai berkedip minta diistirahatkan. 

saat semakin jauh aku melangkah semakin banyak butir permata hati yang ku korbankan. semakin banyak tanya takberjawaban yang mengembang dan semakin banyak denting luka lama yang terbunyikan serampangan hingga mencapai ambang batas frekuensi pendengaranku lalu membuatku terus memekik minta dihentikan. 

ingin sekali aku anggap ini semua hanya absurd paradiso yang gagal ku taklukan dan dipagi hari mentari akan menggelitiki kulitku dan membangunkanku dengan bantuan rerumputan yang bercengkrama dengan embun menghasilkan harum unik yang memikat. tapi nyatanya semua tidak pernah menjadi seperti itu.. karena yang terjadi sekarang adalah penghabisan masaku, pelenyapan musim semi dan awal dari musim dingin tak berujung dan aku hanya bisa terpaku menyaksikan semuanya berlangsung hingga yang kurakan kesemuan akan eksistensiku.

Sunday, January 20, 2013

Kebutaan akan Kronologis


Dia bukan Aries, tapi tabirnya sangat membekas kuat dipredaranku. bagaimana dengan lengkapnya aku tulis semua hal tentangnya dalam bukunya. buku yang tekah menjadi milikku dulu, buku penuh ungkapan dengan deretan foto kikuk ku dulu. Apa kabar Ade? dia yang dulu mengisi sepiku dengan semua kelakar manjanya. Tapi harus kugaris bawahi.. itu semua dulu. sebelum ku sulut api untuk enyahkannya gantikan senyumnya dengan semua penolakan tentangku. 

aku sempat ingin kembali, tapi tidak mungkin rasanya, hidupnya bukan lagi sebagianku. sejak penolakan itu.. rasanya aku bukan satu-satunya lagi terlalu banyak yang datang dan pergi mengetuk pintunya dan selalu berhasil dia bukakan. dia beruntung, nampaknya dia bukan pengingat sejati. tidak seperti aku yang dengan lengkapnya mengingat deretan kenangan tentangnya. haha pantas saja aku selalu berakhir dengan tragis bukan? miris..

entah sejak kapan, mungkin setelah kejadian ulang taunku ke 16 semua berakhir. saat akhirnya aku putuskan menutup semua dan mulai menapaki apa yang menjadi garisku entah mengapa semua terasa berbeda. meski sesekali kupandangi rentetan keluh kesahnya tentang hal-hal yang rasanya asing untukku. Nampaknya semua sudah terlalu jauh. tak bisa lagi kusesuaikan langkahku, ingatanku dengan kisahnya. kami berubah. 

terkadang aku merindukan semua ekspresi wajahnya saat dengan sengaja ku rusak gaya rambut yang selalu dia bangga-banggakan. kamu begitu lucu..

setelah waktu terus memaksaku untuk terus berlari dengan kesibukanku semua semakin berbeda. kami seperti memiliki dunia masing-masing tak lagi sejelas dahulu hanya bias seperti bayang.

aku merelakannya dengan yang lain, toh hidupnya bukan karena keberadaanku. Dulu saja sebelum aku ada dia sangat teramat baik-baik saja. Sama seperti sekarang, saat aku akan menghilang. Toh dia sudah memiliki yang jauh lebih baik dariku. hingga mendepakku dalam kesendirianpun saja dia mampu. bukan itu poinnya, poinnya adalah sejak dulu aku selalu memerhatikannya. karena dia pernah menjadi yang terpenting.

hari itu semua terasa berjalan semestinya. aku tetap menapak dan sistemku berjalan dengan baik. hingga bulan menepuk pundakku dan nada nyaring mengacaukan koordinasiku. dia mengucap kata maaf. maaf untuk apa? aku mengkerutkan kening kebingungan. tapi setelah itu.. tak kudapati lagi peredarannya. nampaknya semua diputuskannya. entah karena apa. aku kembali nanar dan merasa sesuatu tak berjalan lagi semestinya. pilu..

semua kelakarnya sama seperti apa yang terjadi awal tahun lalu.. atau ini ritualnya setiap tahun? tahukah betapa aku tak bisa mengatur rotasi duniaku? di rasakan semua salahku.. tapi bagian mana? karena sebelum semua terjadi, kami terasa baik-baik saja.

aku termenung.. mengapa lagi-lagi aku harus menggapai angin yang tak pernah kuketahui waktu yang tepat untuk melihat keberadaannya. mengapa rasanya lebih sulit dari menjelaskan mengapa 1 lebih besar dari 0. mengapa dia kembali membuatku terperosok dalam masa silam. masa dimana semua terasa sempurna. masa dimana aku selalu tertawa karenanya. masa yang tidak kusadari kurindukan keberadaannya.

masa dimana masih ada dia  yang selalu datang untuk merengek minta diajari kimia? mengapa dia kembali membuatku membias dalam diriku sendiri? dia curang, mengapa hanya dia yang boleh tau alasan semua ini? mengapa aku tidak pernah dapat menggapai kombinasi A-Z darinya. dia membuatku buta akan kronoligis tentang semua yang telah kulewati dan dia arungi.
jawab aku mengapa semua kembali terjadi? tolong dikte aku apa yang telah kuperbuat..

did you know? i'm dying to wanna know about everything that you've done to me. could you please tell me what happened to you? although in a nustell i guess i will hear that. please let me know about what the hell i was doing till make you like this..
I need you

Wednesday, January 2, 2013

Keluh Tak Sampai


Sekarang aku ada diperedaran ibuku, ruang yang selalu menjadi sunyi disaat malam dan begitu ramai saat siang. kini aku ingin berbagi, berbagi tentnag apa yang aku pikir telahku kikis dan nyatanya jauh dari itu, tak pernah sedikitpun terkikis. 

 Entah sayup sayup angin apa yang melintasi pikiranku hari itu. Hari itu memang aku merasa keluar dari kotak kenyamananku. Rasanya semua salah.. Hingga terpejampun aku tak bisa.


 Aku terlelap dan memasuki dimensi absurd paradiso.

Disitu masih teringat jelas dia, dia yang sudah mulai menghilang dari hirup pikuk pikiranku kembali muncul. Dikenakakannya polo-shirt berwarna biru, celana 3/4 dan topi putih. Entah bagaimana tapi dia hanya seorang diri. Tak didampingi...wanita itu. Sontak disitu jantungku berdegup bak roller coaster. Tidak hanya senang rupanya, rindu, sedih, sakit dan luka di dadaku yang kembali menganga. Kenapa harus datang lagi? Disaat aku sudah mulai merelakan. Mengapa?

Dimimpi itu, kami bertubrukan, dia menyapaku..
"Parah kayak gak kenal aja"
"Hm? Enggak kok." Lalu aku melesat pergi menghindarinya. Menuju pintu keluar dengan tatapan sesekali mencuri-curi padanya. Dia tetap dia yang dulu, tetap setampan itu.. Yang membedakan hanyalah siapa yang sekarang ada disisinya dan untuk siapa hatinya.

Apa karena aku pernah membakar kanvasnya dengan amarahku, lalu ku dapati semua abunya mengitariku hingga hari dimana aku menulis entry ini? Abu yang pernah menjadi saksi semua kenangan yang diukir oleh aku dan dia, abu yang membuatku tak pernah bisa berhenti merasakan diriku dan bayang semunya.

Ketika aku kembali pada kesadaranku.. Yang kudapati hatiku perih, mataku nanar. Aku menangis.. Menangisinya yang dulu telah kuhempas begitu kasar, menyesali semua.. Mengapa tak pernah terhenti? Belumkah aku menutup bukumu? atau belumkah hatiku menghentikan desir asa untuk menggapaimu kembali?

Mimpi itu pula yang buat aku berharap bertemu dengannya hari ini.. Aku jelajahi semua sudut, mencari wajah lelaki dengan mata sipit dan pipi begitu tirus berperawakan tinggi ceking dan rambut dengan style yang selalu sama..Masihkah sama? sudah 15 bulan silam.

Nihil.. Ya nihil aku tak dapatinya di ruangku. Ruang yang mencarinya ini. Tapi aku bersyukur akan itu, setidaknya aku takan menjadi saksi bahwa bukan aku lagi yang menjadi alasan dibalik senyumannya, takan melihat hanya wanita itu yang menjadi prioritas dan seseorang yang akan dia jaga seutuhnya..

Memang aku pengecut, aku akui predikat itu. Ya memang harus bagaimana? biarkan saja aku begini, menggantung pada waktu yang tak henti brgulat dengan deret angka yang sama. biarkan aku tenggelam dalam angan yang tak pernah lelah mengarungi lorong tentangnya.

Tak henti sampai disitu, saat kekosongan menyentuhku, aku kembali tersandung oleh batunya, semua catatan-catatan kecil di tahun 2010 tentangnya. aku hanya terlalu sakratis atau semua memang begitu adanya? Bahwa aku ini tak pernah berusaha enyahkan, relakan, hentikan semua pusarannya dalam benakku? Aku lelah.. bolehkah? tolong hentikan semua. bisakah dia tutup sendiri bukunya?

Bahkan setelah dia memiliki yang lain, dia masih saja memiliki sebagian dariku? betapa memilukan bahwa aku, aku masih rela dijajah olehnya.