Keengganan Halley 'Tuk Jadi Polaris Bumi-ku
Hari ini, planetku rubuh, enyah, hancur, tak bersisa..Bumiku
tersulut Matahari karena kelakar tak berlogikaku. aku terlalu dekat saat
mengorbit hingga terundang masuk dengan paksa dan musnah. apa kau tahu mengapa
ku enyahkan pantrangan orbitku sendiri? apa kau paham mengapa ku salahi aturan
tentang garis kehidupan Bumi-ku? karena satu hal.. aku ingin 76 menjadi
hitungan detik yang dengan satu kedipan penuh khidmat dapat kuhubungkan radarku
dengan kepunyaanmu dan dapat
membawamu berlaga tepat dihadapanku,tepat ada di orbitku lalu saat satu kali
percikan kombinasi warna cincinku (jika aku Saturnus) dapat dengan mudahnya
membuatmu tersihir untuk mengangguk jika kuajak kau untuk tinggal disini..
Orbitku Bumi-ku yang kini sudah menjadi
serpihan-serpihan yang bergerak tanpa arah tanpa irama di ruang hampa dan akan
selalu hampa. Namaku takan pernah menjadi bumi lagi atau Saturnus dengan
kemegahan cincin-cincinnya..namaku resmi menjadi asteroid. Aku sudah tidak
memiliki orbit, aku hanya akan terus mengalun tanpa arah pasti dan tanpa tahu
cara berhenti. Posisiku sekarang tepat dibelakang bumi.. Walau rasanya aku
sudah tak bermassa,tetapi nampaknya masih ada saja yang tetap mempertahankan
massa tak berwujudnya. Mengapa sebongkah rasa ingin selalu melihatmu,
menyadarkanmu akan keberadaan orbitku (dahulu), memberitahumu tentang bagaimana
peradaban di Bumi tercintaku ini, dan merajuk padamu agar tetap tinggal di
orbitku tanpa harus ada 76-lainnya yang harus kuarungi ( walaupun untuk hal
terakhir ini, hanya mampu kucelotehkan di perut Bumi yang terdalamku ini). Apa itu definisi dari kata rindu?
Saat itu.. orbitku oleng tak terkendali, semua terlalu
semerawut hingga semua penghuniku berteriak minta aku berrotasi dengan
sewajarnya bukan berbalik arah seperti itu.. Tahukan mengapa kuputar balik arah
orbitku? Karena aku ingin kembali pada hentakan dimana 7 dan 6 bermula. Saat
kau dan aku bercengkrama.. saat kurasa takan pernah ada pengenyahan juga penantian
lain dan jelas saja aku salah di bagian itu, sebab itu pula.. terbersit ilham
yang entah datangnya dari mana untuk bergerak mundur..ilham itu berbisik: jika kau kelilingi matahari
dengan arah berkebalikan itu artinya kau mengembalikan waktu
ke tempat terdahulu. Berarti
itu saat aku, kau, dan sebersit angan tentang kata ganti
kita yang tiba-tiba mengepakkan sayapnya di depan orbitku, yang lagi-lagi bagi
bumiku itu mustahil..pada akhirnya. Kecuali itu Malaikat Jibril yang sedang
berpatroli mengamati semua Maha Karya Sang Pencipta akan kepatuhan mereka dan
keselarasan yang harus dan akan selalu terjaga keberadaannya. Apa Malaikat
Jibril tahu aku melanggar karenanya dia menunjukan eksistensinya? Ah rasanya
orbitku semakin jauh dari kata normal mengorbit.. terlalu abstrak tak
beralur pasti yang kurasa, saat semuanya harus kuteruskan. Hingga semua
terjadi. aku tersulut Sang Mentari karena semua koordinasi yang tidak
terintruksikan dengan baik. Hingga kali ini aku merasakan bagaimana
menjadi lenyap, bedanya aku lenyap..dan takan pernah menampakan diri lagi walau
76 yang lain telah terlampaui.
Aku sekarang tepat diantara Mars dan Jupiter. Planet
yang tak pernah ku elu-elukan keberadaannya sebelum semua terjadi. Kali ini
terbersit logika nyata bahwa 76-mu bukan hanya untuk orbit malangku, bukan
untuk deretan cincin yang mengerahkan semua glamournya untuk memikatmu..aku
hanya bagian dari pijakan orbit yang harus kau arungi untuk rampungkan
tugasmu.. apa kau ingin menggelari diri
menjadi bagian rasi Ursa Minor? Tentu tidak.. tidak untuk kehidupan Bumiku..
kau mungkin takan pernah menjadi Polarisku bukan? Terlalu tinggi kugantunkan
harapan ini dan bodohnya kugantungkan pada udara yang terlalu angkuh tuk
tunjukan dirinya apalagi menyangga harapanku lagipula kau terlalu sering
berkelana..lenyap, kembali lalu begitulah seterusnya seperti siklus. Kau takan
mungkin menjadi Polarisku. Polaris yang akan tetap berlagak ditempatnya apapun
yang terjadi.. selalu terlihat di Utara sana, selalu berpendar di kutub utara.
Apa jangan-jangan kau pula penyebab Aurora? Aku ingin tahu.. kau terlalu dekat dengan
jantung bumiku, hingga pada awalnya kupikir aku dan kau bak cinta sejati yang
takan terpisahkan apalagi tergantikan..Polaris yang dimanapun peredaranku
berpijak selalu dikenali keberadaannya..Karena kau Polaris, Bintang Utara yang
berhamburan cahaya lebih dari bintang manapun, kau pendarkan cahaya tanpa
batas. Hingga membuat reseptor ini terpana
dan lupakan cara melindungi sumber penglihatanku ini lalu diakhir..aku kembali
tersadarkan bahwa ini semua tentang angan Polarisku..dan kau dengan jelas-jelas
menolak gelar itu..bukankah begitu Halley?
Terlebih lagi sekarang.. siapa aku? Asteroid tak
bernama yang tak pernah mampu disandingkan dengan mereka Ceres, 4 Vesta, 2 Pallas, dan 10 Hygiea . Tapi Halley, apa aku boleh mengirimu
satu surat yang mungkin terakhir kali kutuliskan untukmu? Tentang semua
pengaduan tak berujungku ini.. aku ingin mengadu:
Untuk Halley
yang selalu mengitari pikiranku..
Hai Halley,
kali ini aku mutlak musnah. Jangan tanyakan mengapa demikian, karena
jelas-jelas diawal kubeberkan semua sebab. Halley aku tahu sebenarnya orbitku
hanya rute tugasmu. Tapi bolehkah aku katakan jangan kembali lagi pada ruteku
karena takan pernah ada lagi rute itu.. selamanya. Aku sudah tak disana, aku
sudah tak menanti dan aku sudah tak sanggup mengamati 5 menit yang harus
kubayar dengan 76 tahun penantian. Aku mutlak lenyap, seperti apa yang kau
lakukan tapi aku takan pernah kembali. Halley maafkan aku karena tak mampu
bertahan. Meski mungkin kau takan pernah sadari semua penantianku ini. Rasanya semua
menemui ujung saat kau lenyap. Semua tak terselesaikan.. membuatku terpaku dan
terpaku lagi pada ratapan akan kepergianmu.
Karena itu
pula aku musnah.. sudahlah tak apa. Ini salahku, salahku yang menggantungkan harapan terlalu tinggi. Mungkin hingga langit ke tujuh tapi aku
lupa meminta izin pada udara agar menjaga harapanku, aku lupa meminta udara
menempatkannya ditempat teraman mungkin karena itu harapanku terbengkalai, tak
terawat hingga akhirnya terhempas jauh kedasar. Aku tak tahu dimana harapan itu
sekarang. Apa sudah berpindah galaksi? Entahlah aku terlalu bingung bagaimana
mencarinya jika sekarang aku hanya sekeping asteroid tak bernama, tak berorbit.
Rasanya hanya luntang-lantung tak jelas. Apa akan terus begini hingga akhir
hayatku Halley?
Dulu aku
berangan-angan bahwa kau adalah Polaris yang kucari sejak sedia kala. Tapi jelas
saja aku salah kau selalu berkelana tak seperti Polaris yang teguh berpendirian
untuk tidak bernomaden. Halley terimakasih untuk semua. Walau pada akhirnya aku
hancur, setidaknya aku paham bagaimana dibuat bahagian olehmu meski hanya
dengan sentuhan lecutan ekormu itu dan itu merupakan salah satu kejadian
terbaik dalam eksistensiku.
Halley selamat
jalan. Selamat mengitari orbit-orbit menawan di galaksi yang maha besar ini,
hingga mungkin kau lelah dan beristirahat di satu orbit yang entah kapan akan
kau temukan tapi yang jelas orbit itu beruntung memilikimu.
Aku pergi
Halley, aku takan pernah mengusikmu dan membebanimu lagi dengan sederet harapan
untuk tinggal. Kau bebas Halley..selalu seperti itu bukan? Aku akan menggelar
acara perpisahan sakral antara kau dan aku ini dengan lengkungan terindah yang
bisa asteroidku lakukan. Hati-hati Halley! Apa boleh kuminta satu hal? Meski aku
pergi nyatanya separuh hatiku telah menjadi kepunyaanmu, bolehkah kutitipkan
padamu? Tolong jaga hatiku.. jangan khawatir aku mampu menapaki peredaran
baruku meski hanya dengan separuhku yang lain. Jaga senyummu! Jangan kehabisan
alasan untuk tampilkan lengkungan itu. Berjanjilah..
Dan Bulan..
maaf karena membawamu terbakar habis oleh mentari, apa kau sama denganku kini,
menjadi asteroid? Atau kau sudah bersua dan tentram dengan para
Helium dan hidrogen kepunyaan mentari? Maaf.. maafkan aku. Aku menyesal..dan
terimaksih atas semua waktu yang kau sumbangkan untuk semua cerita tak
berujungku ini. Terimakasih..
Selamat tinggal
Halley favoritku..
Salam rindu tak berbatas
Bumi yang berganti nama menjadi Asteroid
Mungkin itu saja yang ingin aku ungkapkan Halley. Entah apa
akan ada dongeng lain setelah ini.. yang jelas dengan surat itu kurelakan semua
berakhir. Mungkin kau terlalu sempurna untukku.
P.S: since that time..Finally I know where I am. What's my way and should be my way and what you have done telling me softly that I should take my step back, thanks for so many experiences of this Love at The First Sight that you have shown to me. Take care the owner of my half.
Karena letaknya itu juga, Polaris dianggap
oleh nelayan sebagai pusat navigasi. Jika kita ada di Kutub Utara, Polaris akan
berada di atas kepala. Jika kita ada di katulistiwa, Polaris akan berada di
dekat cakrawala.
Polaris selalu di tempat yang sama sebagaimana bintang lainnya. Tapi dia menjadi istimewa karena cahayanya yang terang dan bisa menjadi rujukan navigasi. Jika tersesat, carilah Polaris bagian dari rasi bintang yang berbentuk beruang. Jika menemukannya, itu adalah Polaris. Itu adalah arah utara.
Polaris selalu di tempat yang sama sebagaimana bintang lainnya. Tapi dia menjadi istimewa karena cahayanya yang terang dan bisa menjadi rujukan navigasi. Jika tersesat, carilah Polaris bagian dari rasi bintang yang berbentuk beruang. Jika menemukannya, itu adalah Polaris. Itu adalah arah utara.
merupakan chapter 4 (mungkin terakhir) dari :
0 comments :
Post a Comment
now, you know my secrets