Keengganan Halley 'Tuk Jadi Polaris Bumi-ku

Wednesday, May 22, 2013

Keengganan Halley 'Tuk Jadi Polaris Bumi-ku



(maybe this time it really is goodbye)

Hari ini, planetku rubuh, enyah, hancur, tak bersisa..Bumiku tersulut Matahari karena kelakar tak berlogikaku. aku terlalu dekat saat mengorbit hingga terundang masuk dengan paksa dan musnah. apa kau tahu mengapa ku enyahkan pantrangan orbitku sendiri? apa kau paham mengapa ku salahi aturan tentang garis kehidupan Bumi-ku? karena satu hal.. aku ingin 76 menjadi hitungan detik yang dengan satu kedipan penuh khidmat dapat kuhubungkan radarku dengan kepunyaanmu dan dapat membawamu berlaga tepat dihadapanku,tepat ada di orbitku lalu saat satu kali percikan kombinasi warna cincinku (jika aku Saturnus) dapat dengan mudahnya membuatmu tersihir untuk mengangguk jika kuajak kau untuk tinggal disini..

Orbitku Bumi-ku yang kini sudah menjadi serpihan-serpihan yang bergerak tanpa arah tanpa irama di ruang hampa dan akan selalu hampa. Namaku takan pernah menjadi bumi lagi atau Saturnus dengan kemegahan cincin-cincinnya..namaku resmi menjadi asteroid. Aku sudah tidak memiliki orbit, aku hanya akan terus mengalun tanpa arah pasti dan tanpa tahu cara berhenti. Posisiku sekarang tepat dibelakang bumi.. Walau rasanya aku sudah tak bermassa,tetapi nampaknya masih ada saja yang tetap mempertahankan massa tak berwujudnya. Mengapa sebongkah rasa ingin selalu melihatmu, menyadarkanmu akan keberadaan orbitku (dahulu), memberitahumu tentang bagaimana peradaban di Bumi tercintaku ini, dan merajuk padamu agar tetap tinggal di orbitku tanpa harus ada 76-lainnya yang harus kuarungi ( walaupun untuk hal terakhir ini, hanya mampu kucelotehkan di perut Bumi yang terdalamku ini). Apa itu definisi dari kata rindu?

Saat itu.. orbitku oleng tak terkendali, semua terlalu semerawut hingga semua penghuniku berteriak minta aku berrotasi dengan sewajarnya bukan berbalik arah seperti itu.. Tahukan mengapa kuputar balik arah orbitku? Karena aku ingin kembali pada hentakan dimana 7 dan 6 bermula. Saat kau dan aku bercengkrama.. saat kurasa takan pernah ada pengenyahan juga penantian lain dan jelas saja aku salah di bagian itu, sebab itu pula.. terbersit ilham yang entah datangnya dari mana untuk bergerak mundur..ilham itu berbisik: jika kau kelilingi matahari dengan arah berkebalikan itu artinya kau mengembalikan waktu ke tempat terdahulu. Berarti itu saat aku, kau, dan sebersit angan tentang kata ganti kita yang tiba-tiba mengepakkan sayapnya di depan orbitku, yang lagi-lagi bagi bumiku itu mustahil..pada akhirnya. Kecuali itu Malaikat Jibril yang sedang berpatroli mengamati semua Maha Karya Sang Pencipta akan kepatuhan mereka dan keselarasan yang harus dan akan selalu terjaga keberadaannya. Apa Malaikat Jibril tahu aku melanggar karenanya dia menunjukan eksistensinya? Ah rasanya orbitku semakin jauh dari kata normal mengorbit.. terlalu abstrak tak beralur pasti yang kurasa, saat semuanya harus kuteruskan. Hingga semua terjadi. aku tersulut Sang Mentari karena semua koordinasi yang tidak terintruksikan dengan baik. Hingga kali ini aku merasakan bagaimana menjadi lenyap, bedanya aku lenyap..dan takan pernah menampakan diri lagi walau 76 yang lain telah terlampaui

Aku sekarang tepat diantara Mars dan Jupiter. Planet yang tak pernah ku elu-elukan keberadaannya sebelum semua terjadi. Kali ini terbersit logika nyata bahwa 76-mu bukan hanya untuk orbit malangku, bukan untuk deretan cincin yang mengerahkan semua glamournya untuk memikatmu..aku hanya bagian dari pijakan orbit yang harus kau arungi untuk rampungkan tugasmu.. apa kau ingin menggelari diri menjadi bagian rasi Ursa Minor? Tentu tidak.. tidak untuk kehidupan Bumiku.. kau mungkin takan pernah menjadi Polarisku bukan? Terlalu tinggi kugantunkan harapan ini dan bodohnya kugantungkan pada udara yang terlalu angkuh tuk tunjukan dirinya apalagi menyangga harapanku lagipula kau terlalu sering berkelana..lenyap, kembali lalu begitulah seterusnya seperti siklus. Kau takan mungkin menjadi Polarisku. Polaris yang akan tetap berlagak ditempatnya apapun yang terjadi.. selalu terlihat di Utara sana, selalu berpendar di kutub utara. Apa jangan-jangan kau pula penyebab Aurora? Aku ingin tahu.. kau terlalu dekat dengan jantung bumiku, hingga pada awalnya kupikir aku dan kau bak cinta sejati yang takan terpisahkan apalagi tergantikan..Polaris yang dimanapun peredaranku berpijak selalu dikenali keberadaannya..Karena kau Polaris, Bintang Utara yang berhamburan cahaya lebih dari bintang manapun, kau pendarkan cahaya tanpa batas.  Hingga membuat reseptor ini terpana dan lupakan cara melindungi sumber penglihatanku ini lalu diakhir..aku kembali tersadarkan bahwa ini semua tentang angan Polarisku..dan kau dengan jelas-jelas menolak gelar itu..bukankah begitu Halley?

Terlebih lagi sekarang.. siapa aku? Asteroid tak bernama yang tak pernah mampu disandingkan dengan mereka  Ceres, 4 Vesta, 2 Pallas, dan 10 Hygiea . Tapi Halley, apa aku boleh mengirimu satu surat yang mungkin terakhir kali kutuliskan untukmu? Tentang semua pengaduan tak berujungku ini.. aku ingin mengadu:

Untuk Halley yang selalu mengitari pikiranku..

Hai Halley, kali ini aku mutlak musnah. Jangan tanyakan mengapa demikian, karena jelas-jelas diawal kubeberkan semua sebab. Halley aku tahu sebenarnya orbitku hanya rute tugasmu. Tapi bolehkah aku katakan jangan kembali lagi pada ruteku karena takan pernah ada lagi rute itu.. selamanya. Aku sudah tak disana, aku sudah tak menanti dan aku sudah tak sanggup mengamati 5 menit yang harus kubayar dengan 76 tahun penantian. Aku mutlak lenyap, seperti apa yang kau lakukan tapi aku takan pernah kembali. Halley maafkan aku karena tak mampu bertahan. Meski mungkin kau takan pernah sadari semua penantianku ini. Rasanya semua menemui ujung saat kau lenyap. Semua tak terselesaikan.. membuatku terpaku dan terpaku lagi pada ratapan akan kepergianmu.

Karena itu pula aku musnah.. sudahlah tak apa. Ini salahku, salahku yang menggantungkan harapan terlalu tinggi. Mungkin hingga langit ke tujuh tapi aku lupa meminta izin pada udara agar menjaga harapanku, aku lupa meminta udara menempatkannya ditempat teraman mungkin karena itu harapanku terbengkalai, tak terawat hingga akhirnya terhempas jauh kedasar. Aku tak tahu dimana harapan itu sekarang. Apa sudah berpindah galaksi? Entahlah aku terlalu bingung bagaimana mencarinya jika sekarang aku hanya sekeping asteroid tak bernama, tak berorbit. Rasanya hanya luntang-lantung tak jelas. Apa akan terus begini hingga akhir hayatku Halley?

Dulu aku berangan-angan bahwa kau adalah Polaris yang kucari sejak sedia kala. Tapi jelas saja aku salah kau selalu berkelana tak seperti Polaris yang teguh berpendirian untuk tidak bernomaden. Halley terimakasih untuk semua. Walau pada akhirnya aku hancur, setidaknya aku paham bagaimana dibuat bahagian olehmu meski hanya dengan sentuhan lecutan ekormu itu dan itu merupakan salah satu kejadian terbaik dalam eksistensiku.

Halley selamat jalan. Selamat mengitari orbit-orbit menawan di galaksi yang maha besar ini, hingga mungkin kau lelah dan beristirahat di satu orbit yang entah kapan akan kau temukan tapi yang jelas orbit itu beruntung memilikimu.

Aku pergi Halley, aku takan pernah mengusikmu dan membebanimu lagi dengan sederet harapan untuk tinggal. Kau bebas Halley..selalu seperti itu bukan? Aku akan menggelar acara perpisahan sakral antara kau dan aku ini dengan lengkungan terindah yang bisa asteroidku lakukan. Hati-hati Halley! Apa boleh kuminta satu hal? Meski aku pergi nyatanya separuh hatiku telah menjadi kepunyaanmu, bolehkah kutitipkan padamu? Tolong jaga hatiku.. jangan khawatir aku mampu menapaki peredaran baruku meski hanya dengan separuhku yang lain. Jaga senyummu! Jangan kehabisan alasan untuk tampilkan lengkungan itu. Berjanjilah..

Dan Bulan.. maaf karena membawamu terbakar habis oleh mentari, apa kau sama denganku kini, menjadi  asteroid? Atau kau sudah bersua dan tentram dengan para Helium dan hidrogen kepunyaan mentari? Maaf.. maafkan aku. Aku menyesal..dan terimaksih atas semua waktu yang kau sumbangkan untuk semua cerita tak berujungku ini. Terimakasih..

Selamat tinggal Halley favoritku..

Salam rindu tak berbatas

Bumi yang berganti nama menjadi Asteroid

Mungkin itu saja yang ingin aku ungkapkan Halley. Entah apa akan ada dongeng lain setelah ini.. yang jelas dengan surat itu kurelakan semua berakhir. Mungkin kau terlalu sempurna untukku.  

P.S: since that time..Finally I know where I am. What's my way and should be my way and what you have done telling me softly that I should take my step back, thanks for so many experiences of this Love at The First Sight that you have shown to me. Take care the owner of my half.

*Polaris (disebut juga sebagai Bintang Utara) adalah bintang paling terang di rasi Ursa Minor. Meskipun bumi berputar selama 24 jam sehari, Polaris akan selalu ada di tempatnya, karena Polaris berada dekat dengan sumbu bumi. Ia berada nyaris persis di pusat putaran yaitu kutub utara. Oleh karena itu, di India, Polaris disebut dengan Dhuva.
Karena letaknya itu juga, Polaris dianggap oleh nelayan sebagai pusat navigasi. Jika kita ada di Kutub Utara, Polaris akan berada di atas kepala. Jika kita ada di katulistiwa, Polaris akan berada di dekat cakrawala.
Polaris selalu di tempat yang sama sebagaimana bintang lainnya. Tapi dia menjadi istimewa karena cahayanya yang terang dan bisa menjadi rujukan navigasi. Jika tersesat, carilah Polaris bagian dari rasi bintang yang berbentuk beruang. Jika menemukannya, itu adalah Polaris. Itu adalah arah utara. 

merupakan chapter 4 (mungkin terakhir) dari :

0 comments :

Post a Comment

now, you know my secrets