June 2014

Wednesday, June 18, 2014

Gadis itu Mengelak Logikanya


( since now, you'll see my back just it)

Jangan jatuh detik ini atau detik selanjutnya dan selanjutnya lagi.. Pusat massamu tak seharusnya disana.. Dan takkan menjadi seharusnya.

Siapa yang memulai semua? Dialah yang kelak menuai. Harusnya ada titik di hipotalamusmu yang menyadari itu sejak sedia kala, bisakah perasaanmu kau elak keberadaannya barang sedetik saja? Hanya itu yang akan menyelamatkan separuhmu yang membiru.

Tak pernah ada kata normal dalam pertapakan ceritamu kali ini.. Dia memang sepantasnya tak disitu bahkan disana diujung pelupuk matamu.

Bukankah kau sudah paham betul? Bukankah sudah ada yang selalu mendongengkan segala sisi dari dirinya? Bukankah dia yang lebih agung mendusuki posisi itu? Bukankah kau yang menampis semua realitas di depan matamu? dan bukankah kau yang sekarang merasa terhunus? Itulah yang mulai tertuai.

Kau bisa saja berkilah bahwa akan ada satu jerami utuh ditumpukan jerami yang audah terbakar bertahun-tahun jika kau mencari dengan sungguh-sungguh, tapi dengan sebagian logikamu yang masih kau izinkan bercuap kau tahu benar itu takan pernah ada. Jadi siapa yang dungu?

Ketika akibat degup jantung yang berlompatan ketika kau melihat sosoknya dikorbankan.. Ketika semua hunis menghunus pusat kehidupanmu itulah yang terbaik, saat kau akhirnya melambaikan bendera putih untuk mundur perlahan.

Selamat atas kedatangan karmamu, akhirnya dia bersua dan menyapamu bukan? Tapi ini barulah awal.. Kuharap sakitnya takan bertahan permanen kuharap kau sudah cukup dewasa diumurmu yang hampir mengenyam kepala dua. Hampir..

Dia pergi.. Bukankah memang itu yang akan terjadi cepat atau lambat di salah satu chapter 365mu? Dan sudah sepantasnya kau bersiap diri dari titik temu perlintasan kalian. Jangan bodoh untuk berharap dia kembali karena kau tahu benar dimana posisimu.

Pusat kehidupanmu merintih bukan tepat detik ini, alam seolah mengabaikanmu, dan ada yang menghujam di dadamu. Aku tahu kau mengerang karenanya. Tapi bukankah itu yang terbaik? Logikamu telah mengizinkanmu mengarunginya dengan satu kata 'perasaan' dan karenanya pula kau terjelembab dungu kesakitan seperti detik ini. Inilah gilirannya menyadarkanmu. Kau tentu mutlak harus menerimanya.

"Bukankah kau harusnya sudah sadar betul dimana posisimu, perlu aku mengejahnya untukmu? Oh tolong jangan pernah berharap ada probabilitas ke arah tersebut. Kau terlalu mempertaruhkan segalanya untuk titik itu. Kau yang mencibir padaku setiap aku mengingatkanmu dan kini aku hanya bisa tersenyum melihat keterpurukanmu. Sudah enyahkan semua, tidak kah ada barang segenggam saja kau mencintai dirimu sendiri?"
                                                                                                                                                   - Logika

"Sudahkah kau selesai menghardikku ? Sungguh aku merasa menyesal pada insani ini.. Kujanjikan semua yang kuharap bisa terjadi, kuharap kelak ada hal yang bisa berdamai ternyata.. Tidak pernah ada. Kali ini aku menyerah.. Aku izinkan kau kuasai hati gadis ini. Aku tahu sungguh pilu hati gadis ini, terperangkap dan terbuang. Jangan marah padaku gadis.. Oh sungguh aku tak ingin butiran itu meluncur indah dari kedua mata kucingmu.. Aku paham kelahiran lubang baru didadamu tentu karenaku.. Karena ulahku menjanjikan semua titik kemustahilan rasa. Jangan pernah kembali berharap, berjanjilah. Aku tak mau melihat semua yang lebih menghujammu dari ini. Kau pantas bahagia gadis berambut ikal.. Dengan dia yang menganggapmu istimewa setiap saat..maafkan aku."
- perasaan

Jangan menangis untuk orang yang takkan memperjuangkanmu.. Biarkan dia bahagia dan biarkan kau bahagia dengan caramu. Semua akan indah, kelak kau akan menuai yang terbaik saat benih yang kau tanam berkualitas unggul tentunya.. Tersenyumlah dan ucapkan selamat tinggal pada dia, kau tahu siapa yang lebih pantas memperjuangkan dan lumrah memperjuangkannya.. Satu hal lagi: korbankan rasamu.

P.S : "I never told this one to anyone and yes now you knew my story, sacrificing is one that i will do right now, I was the foolishest girl eva who braved enough to bet every single thing for this one. Now I'm done hurt my self by my own stupid attitude. I'm hurt and I know that I definitely merit for feeling it too. I'm sad really.. But it's not gonna be permanent just for a while and I will be a happy girl again. Could you trust me? Please.."

Saturday, June 14, 2014

Hai! Yap Kamu, ini Untukmu.


Peluhnya tak henti menjelajahi seluruh bagain tubuh gadis dengan rambut panjangnya yang ikal. Disini panas.. panas sekali ujar gadis itu, entah sejak kapan tak dia temukan sumber mata air, apa ini salah satu gurun?

Kelelahan terus saja menggoda sang gadis hingga oasis-oasis berseliweran dipandangannya, pandangan yang tak lagi sama tentang mata air, dan pada titik itu.. didapatinya mata air yang nyata baginya. penyejuk dahaga dan tak pernah sedikitpun rasanya berkurang. Hingga gadis itu memutuskan untuk bermukim disekitar mata air itu.

dimalam hari, Bulan menyapa sang gadis, sesekali melalui  mata air. Mata air  yang selalu menunjukan apa adanya sang gadis, tanpa mencela sedikitpun. Sang gadis terkadang bisa tertidur disamping mata air yang selalu tenang namun rasanya mengayomi, mata air yang selalu menampilkan sosok kejernihan dan tentunya menentramkan. Keberadaan mata air rasanya telah melengkapi hidup sang gadis di kegersangan tempat ini, tempat yang disebut gurun ini.

Hari demi hari berlalu dan sang gadis tak pernah sedikitpun merasa bosan disamping mata air, mata air sangat handal dalam mengatasi kesepian sang gadis, terlebih menggambarkan keagungan sang malam.
***
Dia handal menggambar, aku sering terkagum-kagum memandangi semua maha karyanya, meski terlihat lelah tapi dia selalu mententramkanku, aku menyukai itu sungguh. Dia teman terbaik yang menemaniku dalam kelamnya malam.. bahkan dia bisa mengubah sang malam menjadi satu hal yang tidak ingin aku lewatkan, aku takut rasa ini semakin bermetamorfosis.. aku takut bergantung padanya terkadang. Dia selalu paham bagaimana memperlakukanku dengan baik, bahkan hingga hal sekecil apapun. Aku kagum, padamu. Setiap detik dalam 13 minggu ini dia ada Bulan dalam hidupku, aku takut itu akan menjadi permanen, tapi jika memang iya. Aku harap aku tidak perlu bermuram durja. Aku harap diapun begitu..padaku.

Kali ini dia sedikit keruh Bulan, mungkin dia lelah? Apakah demikian? Atau dia sakit Bulan? Haruskah aku khawatir? dan aku sudah merasakan itu dari jauh hari, ternyata. Bulan, rasanya dia seperti engkau dan akulah sang pungguk. Semuanya tidak seharusnya mengarah pada rasa itu. Tapi sebagianku berujar kebalikannya. Bulan.. Dia tidak akan tahu bukan? bahwa di tenda ini aku dan kau sedang berceloteh tentangnya? Janji padaku untuk tidak mengucapkan sepatah kata apapun padanya. Bolehkah?

Sesekali aku menerobos masuk lebih dalam, memandangi dan merasakan kehidupan mata air, bersamanya rasanya aku..aman. Sungguh Bulan, aku takut hal itu terjadi pada aku dan hati yang sudah lama membisu, membiru. apa dia tepat?Siapa yang tahu..
-Ujar sang gadis pada sang bulan

Hari ini sang gadis hanya terdiam di tenda, tenda pelindung dirinya dari semua kepolosan rasa yang sesungguhnya ada. tenda dimana dia bisa bersembunyi, setidaknya beberapa saat untuk mengendalikan dirinya sendiri dan barulah dia berani menunjukan batang hidungnya. Hari ini dia termenung, memikirkan semua hal yang telah dilaluinya disekitar mata air. Hanya berharap mata air tak menyadari perubahan kecilnya pada mata air yang akan menjadi besar, jika tak terkendalikan tentunya. 

Hari ini sang gadis termanggu dalam diam, memikirkan dan menerka-nerka apa yang dirasakan sang mata air. apakah yang akan terjadi kedepannya.. apakah mata air akan surut? Atau mengeluarkan racun sehingga membuat sang gadis jatuh sakit? Sang gadis terus saja termenung dan sesekali memandangi mata air dari jendela kecil tenda tersebut.. "Dia sedikit mengeruh.. apa dia kelelahan?" ujar sang gadis sambil terus memandangi mata air. "Andai saja.. barang satu detik saja aku bisa tahu apa yang sebenenarnya kamu rasakan padaku, andai saja aku bisa tahu apa yang sebaiknya kulakukan..andai saja sesederhana itu mta air. Pasti aku takkan sesendu ini"

P.S : Don't know since when, you become one of my puzzles in my life. without one piece (yes..definitely it's you) I can't feel literally complete. Don't know why.. but conversation with you should keep going, so I can boost and control my mood. Then again never know since when, your voice always tights my dreamland. Since..I don't care the accurate time, but you already become part of my breathe. and I worry bout that one.. much. Cause till I'm typing this post. I dont know bout your feeling and what do you want, Crap why it's so complicated. If we both start being strangers, perhaps it's gonna be easier than now..isn't it babs?
From : The Girl who feel so compilacated
For : The one who unconditionally paints The Girl's smile without any reasons