Bulan, Dialah Halley Semu itu!

Monday, April 22, 2013

Bulan, Dialah Halley Semu itu!


(Hai Halley, Salam Kenal)

hai bulan.. apa kabar? mengapa kamu belum juga muncul? kasihan awan dia sudah mulai kelabu nampaknya. seperti hatiku. maaf.. maaf selalu berceloteh tentang semua biru yang ku temui. entah sampai kapan Lan.. terkadang lelah ya mendengarkan? tapi jangan pernah lelah sinari pijakanku di malammu.

hari ini, izinkan aku mengundangmu ke.. kamu akan tahu nanti. bersabar yah. sekarang tutup matamu, biar aku bantu. nah sekarang apa semua hitam? bagus. ayo pegang tanganku. pelan-pelan saja aku akan menuntunmu. sekarang berjalan lurus yah. apa sekarang kamu bisa rasakan hembusannya menerpa wajahmu? dan gemersik rerumputan dikakimu? ah aku lupa kamu tidak melepas alas kakimu. sudah bisa menebak dimana kita? udaranya memang tidak seperti biasa. sedikit mendung disini. rerumputan pun mulai kering kecokelatan. tapi aku selalu suka disini, musim apapun itu. nah sekarang buka matamu. bagaimana? menakjubkan bukan? ya meski sekarang mulai musim gugur tapi lihat sebalah kirimu. bunga lavender masih bercengkrama dengan sesamanya. akrab sekali malah.. ayo kita duduk dibawah pohon Cocoa sepertinya teduh baru aku akan bercerita.

nah begini, em pernahkah kamu mengagumi seseorang padahal untuk berbicara saja belum pernah kamu lakukan? tapi kamu tetap saja mengaguminya dan dia bak hantu dipikiranmu. ah mengapa dia tidak mau diam barang sedetik. apa dia pengguna morfin hingga energinya seperti tanpa batas. menyebalkan. yah tapi itulah yang kurasakan kali ini, dia semu, abstrak, bias rasanya.. awalnya aku kira dia tidak seperedaran denganku. tapi ternyata dua bulan belakangan.. aku menemukan peraduannya diperedaranku, em tepatnya peredaran kami. dia diam..sunyi seperti cacing tak bersuara (sebenarnya  aku ragu apa cacing tidak bersuara).

pertemuan itu bermula pada saat aku memilih orbit baruku dan mencoba memasukinya. disitulah dia berpendar.. semu tapi sangat memikat (untukku). beberapa kali ku rekam pendarnya meski hanya sesaat. karena yang pasti aku sangat takut dia menyadari sorot mata ini. tapi nampaknya setelah itu.. tak kudapati lagi peredarannya. ah kupikir mungkin dia hanya bintang berekor yang kebetulan melintasi 'orbit baru'ku ini.  Bulan.. apa kamu mengenalinya? ya memang tak semua menyadari keberadaannya, tapi entah mengapa sepertinya itu tak berlaku untukku,

aku ingat. dia akan mengunjungi orbitku di hari kamis, em karena aku berbicara dengan Bulan lebih tepatnya malam kamis. karena jadwalku mengisi orbit ini selalu dimalam hari. tidak terlalu larut hanya dari pertemuan lembayung dan senjanya, hingga kamu bulan naik tahta menggantikan posisi sang mentari. dan dia hanya akan muncul barang 5 detik di depanku, tentunya tanpa menyadari bahwa saat itu lensaku hanya terfokus padanya. rasanya semua berubah semu dan hanya dia yang mempertahankan glamournya. aneh..

apa yang kamu rasakan sekarang? apa dia tertarik pada peredarannya yang ternyata berbubuh aku? aku tahu jawabanmu. itulah yang membuatku kebingungan kali ini. aku entah sejak kapan.. lebih tepatnya bibirku entah sejak kapan selalu tersungging saat dia disekitarku dan itu gawat untukku. benar-benar gawat rasanya semua melampau garis batas normalku.. itupun jika sekarang aku masih bisa menyandang predikat itu. ah semua terasa membutakan.

aku takut akan hal itu,dan dia..   anggap saja dia halley yangmuncul 76 tahun sekali.. dan aku disini menantikan itu dengan semua harapan yang nyatanya telah berhasil diboyongnya pergi dariku.  wah betapa berantakannya aku jika itu benar-benar terjadi. dan apa yang harus aku lakukan?

pertemuan singkat yang memikat itu ternyata membuatku gerah sekarang, antara menghentikan perputarannya dan memperkenalakan diri, atau mulai berpindah peredaran dan anggap saja dia tamu yang takan pernah kembali. Bulan.. mengapa temanmu ini sangat menyebalkan.

aku masih ingat betapa nekatnya aku menjelajahi tata surya mayaMu hingga kudapati pelabuhannya, pelabuhan yang sama seperti figurnya.. semu sepi dan hanya bersi 150 onggok selama bertahun-tahun atau 152? Entahlah begitu sepi. dan itu membuat aku bisa melihat goresan setengah lingkarannya, yah .. meski dengan resolusi ketahanan yang begitu kecil tapi itu mengobati sedikit malarinduku.. apa kubilang? rindu oh aku mati gaya sekarang apa yang terjadi disini.. tidak boleh terjadi bukan?

dan detik ini.. entah apa yang terjadi sepertinya Sang Pencipta mengajakku sedikit bermain dengan kudapati peraduanmu yang lebih beradab. tapi dari jauh.. karena untuk mengetuknya aku tidak memiliki sedikitpun keberanian, karena apa? aku wanita.. meskipun semua orang berkoar tentang emansipasi wanita. tapi untukku itu tidak berlaku dalam urusan ini, karena untukku wanita hanya bisa menunggu dengan secuil harapan yang warnanya selalu berubah tidak tetap.. yap! Bias..

hei halley, kamu menyebalkan mengapa seenaknya mengambil warnaku? sehingga untuk mengukir eksistensiku aku harus tetap menatapmu? dan untuk memastikan bahwa aku masih hidup dengan pendar warna warniku, aku harus tetap menunggu kamu melintas dan menyipratkan sedikit warna bahagia untukku? dasar menyebalkan! Pencipta apa ini benar? apa jalan dia mencuri warnaku adalah kehendakMu? jangan hancurkan kepingan yang sudah ku plaster disana-sini lagi.. aku mohon, persedian plasterku sudah sangat menipis. bimbing aku untuk mengartikan halley itu.. aku berjanji takan mengintrupsi atau mengusulkan apapun. aku hanya ingin bertanya dan Engkau menjawabnya. kali ini biarkan telinga Halley itu kepanasan aku tidak peduli ( jika benar Halley memiliki telinga).

begitulah Bulan.. karena itu aku suka tempat ini. dan awan kelabu itu sangat mewakili aku kali ini.. mengertikah? maksudku warnanya adalah transisi dari putih dan hitam. Semu bukan? seperti ada diantara kebenaran dan kesalahan. seperti aku kali ini bukan? dan angin ini.. coba pejamkan matamu dan rasakan hembusannya yang membuaimu dengan eloknya, seperti dia yang membuaiku padahal dia tidak melakukan apapun.. tapi dia selalu berhasil. dan lihat rerumputan kecokelatan dikakimu? itu seperti perasaanku kali ini. karena mungkin aku takan mendapati jejaknya lagi. kami sudah tidak memiliki peredaran yang sama.. tapi lihat lavender sebelah kirimu. itulah simbol harapanku yang hingga sampai saat ini.. masih aku miliki meski hanya tinggal sepetak. karena aku percaya jika Dia telah menakdirkan makhluknya untuk mengenal satu sama lain, meski semua terasa tidak mungkin tapi dengan penaNya semua terlihat rasional. percayalah.. dan satu hal terakhir pohon cocoa ini, tempat kita berteduh kali ini adalah lambang kesetiaanku menunggu cerita yang sedang Dia sibuk tuliskan untuk aku.

terimakasih telah mendengarkan Bulan.. sekarang sudah saatnya kamu naik tahta ayo temani bintang- bintang!

Hai Halley!
 Salam Kenal 

0 comments :

Post a Comment

now, you know my secrets