Nona,Aku Sangat Ringkih untuk Itu
Pada dasarnya tidak ada bunga yang menolak untuk disirami.
Pada dasarnya tidak ada bunga yang menolak untuk dibudidayakan.
Pada dasarnya tidak ada bunga yang menolak untuk dirawat
degan tangan-tangan dingin para petani handal.
Pada dasarnya tidak ada bunga
yang menolak untuk dipetik bila ditujukan untuk kebahagian insan lain.
Semua elemen ideal adalah sebuah padanan yang dinilai
sempurna keberadaannya hingga menghilangkan fokus akan kuantitas dan rutinitas.
Ada bagian yang tidak dapat dibahagiakan hanya dengan
idealisasi yang mereka nilai sempurna adanya.
Ada bagian yang harus selalu diperbaharui dosisnya untuk
menjaga keberlangsungan hidupnya.
Ada bagian yang
terkadang harus merasakan getir untuk mengingat arti bahagia.
Ada bagian..yang menolak tatanan ideal. Ada.
Pada detik ini, bagian itu terasa semakin ringkih, semakin
mudah tersapu oleh hanyutan buaian mereka yang tidak berkeyakinan, semakin
gamang adanya akibat surat fana dari zona nyaman tempatnya selalu bergelung dan
menghisap syahdu kebahagiaan. Itu candu, candu yang kadarnya dapat diatur
sesuai kebutuhan dan tidak meninggalkan dampak setelahnya.
Bagian itu mengerang semakin hari, menolak diberikan dosis
yang sama berbulan-bulan lamanya. Tapi ada bagian lain dalam dirinya yang terus
memaksakan diri untuk tetap dalam zona itu karena apabila dia menyerah, maka
ada satu bagian dari insan lain yang akan gugur dan bagian-itu tentu tidak akan
berdamai dengan keguguran yang diakibatkanya.
Sering sekali rasanya ingin menghardik bagian itu.. bagian
penentu kehidupan dan bila dia bermalas-malasan untuk berdegub, semua akan
terhenti, semuanya. Mengapa terlalu mudah menyerah? Mengapa rasanya terlalu
ringkih untuk menanggung dosis itu lebih lama lagi? Apa tidak terpikirkan
apabila bagian lain adalah kepemilikanmu? Mengapa begitu sulit untuk bertahan
lebih lama lagi?
Saat semua getir ini mendepakku pada keyakinanku, bagian ini
menangis sambil erseok-seok menghampiriku.
Untuk kamu pemilik
keseluranku ini,
Sungguh aku ingin
menemanimu untuk berjuang, sungguh aku ingin bertahan jauh lebih lama lagi,
sungguh aku ingin semua ini berjalan dengan idealnya, tapi maafkan aku yang
terlalu rapuh untuk menahan dosis yang diberikannya padaku. Detik ini, aku
menyerah Nona, dosisnya terlalu menyakitkan setelah kerja keras yang kulakukan
dan tetap dosis itu yang kudapati, aku lelah dengan semua perlakuan yang
terlalu ideal tanpa kualitas kuantitas yang dipadankan terhadap itu. Apakah
Nona tau? Hampir seluruh kepunyaanku telah dia renggut dan haruskah aku tetap
bertahan dengan prilaku yang seperti ini? Izinkan aku melangkah mundur perlahan
untuk memperbaiki apa yang telah diperbuatnya dengan dosis yang diberikannya
padaku. Seakan dia amnesia akan bagaimana cara memperjuangkan apa yang telah
dia dapatkan dengan susah payah, atau dua kata terakhir tidak pernah ada dalam
perjalanannya? Bisa jadi begitu bukan? Maaf untuk keegoisanku ini. Tapi aku
tidak cukup tegar melihat bulir-bulir kehidupan berjatuhan dengan megahnya dari
indera Nona. Bisakah Nona perlakukan apa yang Nona miliki sebaik mungkin?
Tolong..
Balasan Nona untuk
bagian itu,
“ Nona ini sangat
memperdulikan insan ini wahai bagian-itu, jika menjadi masa bodoh atas keseluruhanku itu satu
jalan membuat insan itu bahagia. Sungguh.. akan aku lakukan. Maaf karena
mengecewakanmu, tapi aku terlalu takut melihat guguran tersebut dari dirinya. Apa
tidak bisa kita berjuang dengan keras barang sekali lagi? Lalu berdamai dengan
keadaan bahwa dosis itu harus kita anggap menjadi takaran terbaik untukmu? Maaf..
tapi aku tidak ingin menjadi egois terlebih pada insan ini. Meski pada
keseluruhanku sendiri aku menjadi bagian ter-tidak-peduli. Bisakah aku ini
diberi maaf?”
0 comments :
Post a Comment
now, you know my secrets