Gadis itu Mengelak Logikanya
( since now, you'll see my back just it) |
Jangan jatuh detik ini atau detik selanjutnya dan selanjutnya lagi.. Pusat massamu tak seharusnya disana.. Dan takkan menjadi seharusnya.
Siapa yang memulai semua? Dialah yang kelak menuai. Harusnya ada titik di hipotalamusmu yang menyadari itu sejak sedia kala, bisakah perasaanmu kau elak keberadaannya barang sedetik saja? Hanya itu yang akan menyelamatkan separuhmu yang membiru.
Tak pernah ada kata normal dalam pertapakan ceritamu kali ini.. Dia memang sepantasnya tak disitu bahkan disana diujung pelupuk matamu.
Bukankah kau sudah paham betul? Bukankah sudah ada yang selalu mendongengkan segala sisi dari dirinya? Bukankah dia yang lebih agung mendusuki posisi itu? Bukankah kau yang menampis semua realitas di depan matamu? dan bukankah kau yang sekarang merasa terhunus? Itulah yang mulai tertuai.
Kau bisa saja berkilah bahwa akan ada satu jerami utuh ditumpukan jerami yang audah terbakar bertahun-tahun jika kau mencari dengan sungguh-sungguh, tapi dengan sebagian logikamu yang masih kau izinkan bercuap kau tahu benar itu takan pernah ada. Jadi siapa yang dungu?
Ketika akibat degup jantung yang berlompatan ketika kau melihat sosoknya dikorbankan.. Ketika semua hunis menghunus pusat kehidupanmu itulah yang terbaik, saat kau akhirnya melambaikan bendera putih untuk mundur perlahan.
Selamat atas kedatangan karmamu, akhirnya dia bersua dan menyapamu bukan? Tapi ini barulah awal.. Kuharap sakitnya takan bertahan permanen kuharap kau sudah cukup dewasa diumurmu yang hampir mengenyam kepala dua. Hampir..
Dia pergi.. Bukankah memang itu yang akan terjadi cepat atau lambat di salah satu chapter 365mu? Dan sudah sepantasnya kau bersiap diri dari titik temu perlintasan kalian. Jangan bodoh untuk berharap dia kembali karena kau tahu benar dimana posisimu.
Pusat kehidupanmu merintih bukan tepat detik ini, alam seolah mengabaikanmu, dan ada yang menghujam di dadamu. Aku tahu kau mengerang karenanya. Tapi bukankah itu yang terbaik? Logikamu telah mengizinkanmu mengarunginya dengan satu kata 'perasaan' dan karenanya pula kau terjelembab dungu kesakitan seperti detik ini. Inilah gilirannya menyadarkanmu. Kau tentu mutlak harus menerimanya.
"Bukankah kau harusnya sudah sadar betul dimana posisimu, perlu aku mengejahnya untukmu? Oh tolong jangan pernah berharap ada probabilitas ke arah tersebut. Kau terlalu mempertaruhkan segalanya untuk titik itu. Kau yang mencibir padaku setiap aku mengingatkanmu dan kini aku hanya bisa tersenyum melihat keterpurukanmu. Sudah enyahkan semua, tidak kah ada barang segenggam saja kau mencintai dirimu sendiri?"
- Logika
"Sudahkah kau selesai menghardikku ? Sungguh aku merasa menyesal pada insani ini.. Kujanjikan semua yang kuharap bisa terjadi, kuharap kelak ada hal yang bisa berdamai ternyata.. Tidak pernah ada. Kali ini aku menyerah.. Aku izinkan kau kuasai hati gadis ini. Aku tahu sungguh pilu hati gadis ini, terperangkap dan terbuang. Jangan marah padaku gadis.. Oh sungguh aku tak ingin butiran itu meluncur indah dari kedua mata kucingmu.. Aku paham kelahiran lubang baru didadamu tentu karenaku.. Karena ulahku menjanjikan semua titik kemustahilan rasa. Jangan pernah kembali berharap, berjanjilah. Aku tak mau melihat semua yang lebih menghujammu dari ini. Kau pantas bahagia gadis berambut ikal.. Dengan dia yang menganggapmu istimewa setiap saat..maafkan aku."
- perasaan
P.S : "I never told this one to anyone and yes now you knew my story, sacrificing is one that i will do right now, I was the foolishest girl eva who braved enough to bet every single thing for this one. Now I'm done hurt my self by my own stupid attitude. I'm hurt and I know that I definitely merit for feeling it too. I'm sad really.. But it's not gonna be permanent just for a while and I will be a happy girl again. Could you trust me? Please.."